Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, pencegahan kejahatan seksual anak perlu kepekaan orang yang ada di sekitarnya. Ribuan Kader Bina Keluarga Balita (BKB) di Surabaya, menurut Risma selama ini telah aktif memperjuangkan kepentingan anak.
“Selama ini mereka sangat peduli pada kepentingan anak, tanpa melihat masalah anak secara makro. Tapi mereka aktif sekali, data anak tidak sekolah, kami dapat dari mereka,” ujar Risma usai menjadi pembicara penguatan Kader BKB di Pemkot Surabaya, Sabtu (18/6/2016).
Risma mengatakan, Pemkot Surabaya akan memberikan tugas baru dalam hal pengawasan kejahatan seksual anak di Surabaya. Ribuan Kader BKB akan mendapat pelatihan menjadi penganalisa kawasan.
“Kalau ini bisa digerakkan, anak-anak akan lebih terproteksi. Banyak yang mengawasi,” ujarnya. Sebab menurutnya, saat ini ribuan kader BKB yang hadir dalam penguatan di Pemkot hari ini, tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Surabaya.
Selain mengawasi anak, Kader BKB juga mendapat tugas baru dari wali kota, untuk mempererat tali silaturahmi keluarga. Risma meminta, kader lebih aktif mengusulkan kegiatan ke RT/RW setempat.
“Sekarang kan, seminggu senam bisa empat kali. Kalau bisa selain anak-anaknya, bapak ibunya juga diajak. Senam lansia. Ya?” ujar Risma berseloroh, diikuti tawa hadirin.
Risma mengatakan, pencegahan kejahatan seksual terhadap anak tidak hanya dengan mengawasi anak-anak yang rawan menjadi korban kejahatan seksual saja. Harus diiringi dengan terbangunnya keluarga harmonis. “Karena kalau keluarga berantakan, lagi-lagi anak-anak yang kena dampaknya,” kata Risma.(den/fik)