Berbeda dengan jalan tol yang ada di kawasan Jabodetabek, tol di Surabaya ternyata malah mengalami penurunan arus lalu lintas jelang lebaran. Di Tol Waru-Sidoarjo misalnya, di puncak mudik biasanya malah mengalami penurunan arus lalu lintas hingga 35 persen.
“Biasanya di Surabaya-Gempol itu H-7 mengalami kenaikan tapi hanya 12-15 persen, setelah itu berangsur menurun, pelan-pelan hingga minus 35 persen dibanding hari biasanya,” kata Raddy R. Lukman, General Manager PT Jasa Marga Surabaya-Gempol, ketika ditemui di sekitar gerbang tol Waru-Sidoarjo, Selasa (21/6/2016).
Arus lalu lintas di Tol Waru-Sidoarjo ternyata memiliki keunikan sendiri dimana pada hari pertama lebaran biasanya ada tradisi silaturahmi yang membuat terjadi kepadatan khususnya di Sidoarjo 2 atau pintu Sidoarjo arah Malang.
“Setelah sholat id (Idul Fitri), kami biasanya menyebut sebagai lalin silaturahmi, kami biasanya fokusnya di Sidoarjo 1 dan Sidoarjo 2. Di gerbang GTO biasanya juga kami sediakan e-toll card yang dipandu petugas untuk memangkas atrean,” ujarnya.
Jika atrean di pintu Sidoarjo 2 sangat padat, maka pengelola tol sudah mulai menyiapkan beberapa antisipasi diantaranya dengan mengalihkan atau menyarankan kendaraan untuk melalui Sidoarjo 1.
“Di Sidoarjo 1, pada triwulan III ini juga akan kita tambah lagi empat gardu operasi di belakang gardu yang saat ini ada,” kata dia.
Sementara itu Mudjiono, Kepala Jalan Tol Jembatan Suramadu mengatakan, untuk mengantisipasi peningkatan arus saat lebaran, pihaknya juga mulai menggelar pertemuan dengan BPWS serta kepolisian.
“Jika melihat tahun lalu, peningkatan arus kendaraan terbesar memang sepeda motor. Untuk mobil meningkat tapi tidak terlalu signifikan,” kata Mudjiono.
Seperti tahun lalu rekayasa jalan juga telah disiapkan diantaranya dengan memecah arus roda dua menggunakan satu gardu untuk mobil. (fik)