Soemarno Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kota Surabaya mengatakan, operasi petasan bersama kepolisian hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri 1437 H masih berlangsung.
Pedagang petasan di beberapa daerah menjadi sasaran, namun sampai saat ini jalur distribusi petasan belum ditemukan. Soemarno menduga petasan-petasan yang beredar di Surabaya berasal dari luar daerah, masuk melalui daerah perbatasan.
“Masih. Sampai tadi malam kami masih operasi bersama pihak kepolisian. Yang kami sasar memang pedagang dan distributor petasan. Semalam di daerah Sawahan, Sukomanunggal, dan Tandes” ujarnya ketika dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (26/6/2016).
Soemarno mengatakan, memang banyak laporan masyarakat mengenai keberadaan penjual petasan di tiga daerah di atas. Akibatnya, banyak anak kecil yang menyalakan petasan dan berpotensi membahayakan diri.
“Memang yang banyak di sana. Di daerah lain ada, tapi sporadis. Misalnya di daerah Rungkut dan Gunung Sari. Ya, di daerah Nginden itu kan juga termasuk di daerah Rungkut. Sporadis,” ujarnya.
Pemkot Surabaya bersama Kepolisian berupaya menelusuri asal petasan-petasan ini. Namun, Soemarno mengakui sampai saat ini dia masih belum mendapat temuan pasti, darimana petasan ini masuk ke Surabaya. Dia menduga, distribusi petasan ini dari daerah di luar Surabaya.
“Ini menjadi perhatian khusus oleh Polisi. Ada tindak lanjut khusus. Kami ini kan menelusuri penjual sampai distributornya. Tapi sampai sekarang asal petasan ini dari mana, itu yang kami belum tahu,” katanya.
Soemarno menduga, petasan ini masuk dari daerah tepi Surabaya, baik dari Gresik, Madura, maupun dari daerah lain perbatasan. “Karena di sini (Surabaya,red) tidak ada. Biasanya memang masuknya dari pinggiran, antara Gresik, Madura, begitu,” katanya.
Bakesbangpol Linmas Kota Surabaya memastikan bahwa hingga hari ini belum ada korban akibat petasan. Baik korban jiwa maupun korban material. “Sampai sekarang tidak ada yang melaporkan terdampak petasan,” katanya.
Namun, Soemarno mengakui bahaya petasan yang jatuh di tangan orang-orang tidak bertanggungjawab. Sebagaimana yang terjadi pada saat ulang tahun salah satu suporter di Surabaya. Saat itu, rumah kediaman Wali Kota di Balai Kota Surabaya sempat menjadi sasaran petasan.(den/dwi)