Hingga 126 orang tewas dan 152 orang lagi cedera dalam serangan bom bunuh diri di ibu kota Irak, Baghdad, Minggu (3/7/2016), menurut seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri Irak.
Itu adalah serangan paling berdarah tahun ini di negeri tempat militer berperang melawan kelompok ISIS.
Wilayah komersial sibuk di Baghdad Selatan diserang bom mobil bunuh diri sekitar pukul 01.00 waktu setempat (05.00 WIB), ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan mobil bak terbuka penuh peledak di luar satu pusat perbelanjaan.
Bangunan tiga-lantai itu hancur total, ketika banyak orang berada di dalamnya. Banyak korban adalah perempuan dan anak-anak, kata sumber tersebut.
Menurut dia, ledakan kuat itu membakar pusat pertokoan dan empat bangunan di dekatnya sementara banyak toko dan kios hangus dan hancur, serta menghancurkan puluhan kendaraan warga sipil di lokasi.
Puluh petugas penyelamat, pemadam kebakaran dan warga sipil memindahkan puing dan reruntuhan sejak fajar sampai malam, mencari penyintas dan korban tewas.
Serangan itu terjadi ketika banyak keluarga dan pemuda berkerumun di jalan tempat banyak orang membeli keperluan keluarga untuk menyambut Idul Fitri, yang diperkirakan jatuh pada Selasa.
Sementara itu, satu bom mobil lagi meledak di satu pasar di bagian timur-laut Baghdad, menewaskan satu orang dan melukai lima orang lagi.
Jumlah korban tewas dikhawatirkan bertambah sebab banyak korban cedera berada dalam kondisi kritis.
Pengeboman berdarah itu telah diklaim oleh kelompok ISIS, yang menyatakan salah seorang pengebom bunuh dirinya meledakkan bom mobil di kerumunan pemeluk Syiah di Distrik Karrada-Dakhil yang kebanyakan warganya penganut Syiah, menurut pernyataan daring yang tak bisa diverifikasi secara independen.
Haider Al-Abadi Perdana Menteri Irak mengunjungi lokasi ledakan di Karrada pada Minggu pagi, dan berikrar menghukum mereka yang berada di belakang serangan tersebut menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
“Kelompok teroris melancarkan serangan mematikan semacam itu karena telah dihancurkan di medan tempur,” kata pernyataan itu, yang merujuk pada kemenangan pemerintah baru-baru ini dalam merebut kembali Kota Fallujah di Provinsi Anbar dari ISIS seperti dilansir Antara.
Al-Abadi juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menjanjikan bahwa “Kemenangan atas kelompok teroris sudah dekat.”
Warga lokal, Mohammed Musa, berkata, “Sekarang kami menuntut penyelesaian dari pemerintah, sebab sejak 2003 sampai 2016 kami tidak merasa nyaman. Kami berada dalam situasi sulit. Dan semua orang, semuanya, kehilangan uang , properti, hidup dan hal-hal lain, semuanya hilang.”
Pemerintah Irak mengumumkan kemenangan dalam merebut kembali Fallujah, satu dari dua kubu ISIS di Irak, penghujung bulan lalu, setelah hampir satu bulan operasi militer.
Militer akan dikerahkan ke bagian utara Provinsi Nineveh, mempersiapkan pelancaran serangan ke Kota Mosul, kota terbesar kedua negara itu yang jatuh ke tangan ISIS dua tahun lalu.
Satu laporan dari Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) memperkirakan 662 orang Irak tewas dan 1.457 orang lagi cedera dalam berbagai aksi teror, kerusuhan dan konflik bersenjata pada Juni tahun ini di seluruh Irak, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (ant/dwi)