Bencana longsor yang melanda wilayah selatan Lumajang ternyata mengakibatkan sebanyak 80 rumah warga di dua Kecamatan sekaligus rusak. Yakni di Desa Kaliuling, Desa Tamanayu, Kecamatan Tempursari dan Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo.
Paryono Kepala Bidang Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (12/7/2016), mengatakan bahwa ke-80 rumah yang rusak ini didata melalui asessment yang dilakukan TRC (Tim Reaksi Cepat) Bencana yang telah turun ke lokasi sejak mendapatkan informasi terjadinya bencana longsor pada Senin (11/7/2016) dinihari.
“Dari hasil assesment di lokasi bencana, ke-80 rumah yang rusak itu diantaranya terdapat di Desa Kaliuling. Di sana sebanyak 17 rumah mengalami rusak berat dan 39 rusak ringan. Selain itu, terjadi juga longsoran tebing jalan Desa sebanyak 4 titik. Sehingga total keseluruhan titik longsoran di Desa ini sebanyak 60 titik,” katanya.
Untuk menangani longsor di Desa ini, masih menurutnya, telah dikerahkan TRC Bencana yang bergabung dengan TNI/Polri bersama masyarakat guna melakukan kerja bakti. Selain melakukan perbaikan rumah warga, juga dilakukan pembersihan titik longsor yang menutup jalan Desa di Dusun Iburojo, Desa Kaliuling.
Sedangkan untuk longsor yang terjadi di Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo sesuai hasil assesment TRC Bencana, mengakibatkan 20 rumah rusak ringan dan 4 rusak sedang. Selain itu juga mengakibatkan 8 titik longsoran yang menutup jalanan Desa. Sehingga total bencana longsor di Desa ini terjadi di 32 titik berbeda.
Selain melakukan penanganan langsung di lapangan, Paryono juga menyebutkan, BPBD Kabupaten Lumajang hari ini mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak. Bantuan yang dikirimkan diantaranya berupa paket makanan siap saji sesuai jumlah penduduk yang menjadi korban bencana longsor.
“Untuk warga yang rumahnya rusak berat, juga kami kirimkan bantuan familycat. Bantuan ini untuk meringankan beban mereka dalam proses rekontruksi dan rehabilitasi pasca bencana,” paparnya.
BPBD Kabupaten Lumajang terus menyampaikan imbauannya, agar warga tetap meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya curah hujan saat ini sedang tinggi-tingginya. “Kalau hujan yang mengguyur intensitasnya sangat tinggi, maka potensi terjadinya bencana longsor susulan sangat tinggi,” terangnya.
Sementara itu, untuk penanganan banjir genangan yang terjadi di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari baru dilakukan hari ini setelah air benar-benar surut. Hari ini, warga sudah mulai membersihkan rumahnya yang penuh dengan lumpur.
“Untuk banjir genangan di Desa Tempurejo ini, kalau sudah terjadi hujan lebat maka air sungai piri rawan meluap. Banjir genangan ini terjadi rutin, akibat muara sungai yang tidak lagi bisa menampung debit air,” demikian pungkas Paryono. (her/dwi)
Teks Foto :
– Potret bencana longsor dan banjir di wilayah Kecamatan Tempursari.
Foto : Sentral FM