Kolonel Laut Yuwono General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Juanda Surabaya mengatakan pihaknya sudah memberi tahu rencana perbaikan landasan pacu kepada maskapai penerbangan sejak Februari 2016.
“Maskapai sudah dikasih tahu. Perawatan ini perlu lakukan untuk keselamatan bersama,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (18/7/2016).
Yuwono memaparkan, sebelum pihaknya menyepakati tanggal 16 Juli, dengan segala pertimbangan, telah mengundur NOTAM sampai tiga kali.
“Tanggal 1 Juni, geser ke 1 Juli. Pertimbangannya teknis dan pengguna jasa, sehingga sesudah peak season, bandara baru ada pengerjaan. Akhirnya tanggal mulainya ditetapkan dengan keluarnya NOTAM,” ujarnya.
Pengerjaan runway dilakukan bukan pada jam ramai agar efektif. Pukul 04.59 WIB, Bandara Juanda sudah siap dan buka sampai pukul 22.00 WIB. Landasan pacu sepanjang 3.000 meter akan di-overlay.
Dia menambahkan, NOTAM sudah disebar dan diinfokan ke seluruh maskapai lima hari lalu sehingga penerbangan di jam itu maskapai sudah siap reroad dan reschedule.
Terkait kejadian penumpang yang telantar, kata Yuwono, merupakan tanggung jawab maskapai. “Kompensasi dan reschedule ke penumpang sesuai dengan aturan Menteri Perhubungan,” katanya.
Sementara, Judy Djoko, penumpang Lion Air GT 0590 jurusan Jakarta Surabaya mengaku mengalami beberapa penundaan dan ketidakpastian terkait keberangkatannya.
“Saya beli tiket beberapa hari lalu. Jadwal terbang saya pukul 20.15 WIB. Pada pukul 20.20 WIB ada info pesawat delayed 45 menit karena cuaca,” katanya, Senin malam.
Selanjutnya, pukul 20.45 WIB, para penumpang dipanggil untuk boarding. Tidak lewat announcement, melainkan lewat pengumuman orang yang sedang keliling. Selama 10 menit penumpang diputar-putarkan di bandara, berhenti dan diumumkan kalau parkir pesawat di Juanda penuh.
“Penumpang diturunkan dan dibilang tunggu penerbangan. Di appron, penumpang marah. Duty manager bilang gak ada parkir pesawat di Juanda. Ternyata dari informasi Suara Surabaya, sebenarnya karena perbaikan runway. Duty Manager Angkasa Pura diam saja, lalu penumpang diajak masuk ke ruang tunggu,” ujarnya.
Akhirnya, pihak Lion Air memberi solusi dengan mencarikan hotel dan memberi kompensasi Rp300 ribu. Bagi penumpang yang tidak menginap, mendapat uang ganti hotel Rp150 ribu.
“Jam empat pagi kami dijadwalkan terbang, tapi penumpang tidak mendapat jaminan,” kata Djoko.(iss)