Selasa, 26 November 2024

Gunung Bromo Erupsi, Suku Tengger Masih Gelar Ritual Yadnya

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Kondisi di sekitar kawah Gunung Bromo menjelang ritual Yadnya. Foto: Bruriy suarasurabaya.net

Warga suku Tengger, yang tinggal di sekitar Gunung Bromo malam ini akan menggelar ritual Yadnya Kasada atau sering dikenal dengan sebutan Kasada. Meski, saat ini status Gunung Bromo sedang waspada, karena erupsi.

Dalam ritual yang dilakukan warga suku Tengger yang beragama Hindu ini, mereka mempersembahkan sesajen kepada Hyang Widhi atau para leluhur mereka.

Sesajennya seperti berupa sayur-sayuran, baik itu jagung, ketela, kol atau kubis, maupun wortel.

“Ritual ini dilakukan tiap tahun sekali, sebagai bentuk nadar atau janjinya kepada nenek moyang, yang dianggap mereka percayai di Gunung Bromo,” kata Suhardi, salah seorang warga suku Tengger.

Menurut dia, ritual ini akan dilakukan pada malam hari, dengan membawa sesajen dan obor, mulai dari Balai Desa Ngadi Sari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, akan dipersembahkan dan dilemparkan ke kawah Gunung Bromo.

Walaupun, sekarang ini di sekitar dekat Gunung Bromo turun hujan yang lebat. “Meski hujan akan tetap dilakukan. Tapi, biasanya menunggu hujan reda,” ujar dia.

Perlu diketahui, suku Tengger adalah keturunan kerajaan Majapahit. Pada masa masuknya Islam dan kemunduran Majapahit, penduduk Majapahit yang tersisa memilih melarikan diri. Salah satu tempat pelariannya adalah di sekitar gunung yang mereka sebut juga dengan Gunung Brahma ini.

Awalnya adalah legenda Roro Anteng dan Joko Seger, nenek moyang suku Tengger. Pasangan suami istri ini memohon pada Dewata untuk dikaruniai anak.

Dewa mengabulkan dengan syarat anak terakhir mereka harus dipersembahkan. Maka anak ke-25, Kesuma, dengan sukarela mempersembahkan dirinya dengan cara menceburkan diri ke kawah Bromo pada bulan Kasada, hari ke 10. Peristiwa ini menjadi awal mula upacara Kasada. (bry/ipg).

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
28o
Kurs