Sabtu, 23 November 2024

Penjual Lokal Baru Memanfaatkan 27 Persen Gudang Lazada di Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Salah seorang Picker (petugas pengambil barang) di gudang Lazada di Sidoarjo saat mengambil sejumlah stok sepatu UMKM untuk dipak dan dikirim, Kamis (14/11/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Lazada membuka akses kepada seller (mitra penjual) lokal memanfaatkan warehouse (gudang) di Surabaya. Tetapi, sejak dibuka 2015 lalu, jumlah barang dari penjual di gudang Lazada di Surabaya baru 27 persen.

Perusahaan e-commerce itu mengawali layanan gudangnya di kawasan pergudangan SIER Surabaya pada 2015 silam. Setelah dua tahun beroperasi, kontraknya habis dan Lazada tidak memperpanjang karena alasan kapasitas.

“Di sana kami tidak bisa lagi stok karena barang sudah terlalu banyak tempat tidak cukup. Dua tahun lalu kami pindah ke Sidoarjo,” kata Guntur Waseso Head of Warehouse Lazada, Kamis (14/10/2019).


Guntur Waseso Head of Warehouse Lazada dan Michael Willy Roosevelt Wakil Presiden Transformasi Bisnis Lazada Indonesia saat mengecek gudang, Kamis (14/11/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Sejak 2017 lalu, Lazada pindah gudang ke Jalan Raya Sadang Nomor 2, Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Di gudang barunya itu, Lazada memungkinkan menyimpan barang sampai 1 juta item.

Barang retail Lazada masih mendominasi 300 ribu item barang yang disimpan di gudang Sidoarjo, meskipun Lazada mengklaim sudah ada lebih dari 7 ribu UMKM di Jawa Timur yang jadi mitranya.

“Kami mendorong agar UMKM memanfaatkan layanan Fullfill by Lazada (FBL) ini. Tapi sebagian besar mereka memilih mengerjakan (pengepakan) di rumah,” kata Michael Willy Roosevelt Wakil Presiden Transformasi Bisnis Lazada Indonesia.

Alasannya, kata Michael, karena mereka merasa keberatan ada biaya tambahan untuk pengepakan di Gudang Lazada. Padahal biaya itu bergantung ukuran barang yang akan dikirim kepada pelanggan.

Haikal Bekti Anggoro Wakil Presiden Senior Lalu Lintas Operasional Lazada Indonesia mengatakan, keberadaan FBL Lazada dengan adanya layanan gudang yang tersedia sebenarnya untuk memudahkan mitra penjual.

“FBL ada supaya seller fokus pada produksi. Urusan mengepak, membungkus, dan melabeli barang biar kami yang melakukan. Mereka tinggal duduk menunggu angka penjualan,” kata Haikal.

Haikal mengklaim, 7 ribu UMKM Jatim mitra penjual Lazada itu tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan mitra penjual ini seiring dengan pertumbuhan jumlah pesanan yang juga dua kali lipat.

“Contohnya momen 11.11 kemarin (11 November 2019), seller yang berjualan jumlahnya dua kali lipat dari tahun lalu. Mayoritas yang terjual dari rekanan UMKM. Pesanan barang dua kali lipat,” katanya.

Lazada, kata Haikal, juga terus membekali mitra penjual dengan berbagai pengetahuan meningkatkan penjualan dan trik-tips untuk meningkatkan omzet di Lazada melalui komunitas penjual.

“Kami selalu terkoneksi dengan mitra penjual di Lazada Club. Setiap kota ada. Kalau di Surabaya berarti Lazada Club Surabaya. Itu komunitas seller yang menjadi mitra kami,” katanya.

Salah satu jenis produk UMKM Jawa Timur yang cukup banyak dijual di Lazada adalah sepatu. Lazada mengklaim telah menggandeng banyak industri kecil persepatuan dari Mojokerto, Malang, Sidoarjo, dan Surabaya.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs