Pahlawan bukan semata mereka yang mengangkat senjata dan berperang untuk kemerdekaan Indonesia, mahasiswa Unair dan ITS Surabaya hadirkan Ruang Juang.
Di masa lalu, pahlawan adalah mereka yang gugur di medan perang. Mengangkat senjata dan berperang melawan penjajah demi membebaskan Indonesia. Merebut kemerdekaan. Di era modern saat ini, mereka yang berjuang demi keluarga, lingkungan dan sekitarnya adalah pahlawan.
Berpijak pada kekinian dan era modern saat ini, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam Airlangga Photography Society (APS) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi (Ukafo) ITS menampilkan karya-karya foto dalam pameran bertajuk Ruang Juang.
Memaknai kata pahlawan di era modern, terkait dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, karya-karya foto yang dipamerkan merupakan persembahan istimewa yang diberikan para mahasiswa untuk Indonesia khusunya bagi Kota Surabaya.
29 mahasiswa yang berpameran di galeri Paviliun House of Sampoerna, mulai Jumat (15/11/2019) hingga Sabtu (7/12/2019) tersebut mengkhususkan Ruang Juang sebagai media menuangkan ekspresi tentang makna kepahlawanan berdasarkan pengalaman pribadi melalui bidikan lensa masing-masing.
Dan yang muncul kemudian adalah berbagai ragam cerita, jasa, maupun makna yang kemudian menjadikan terminologi pahlawan memiliki arti dan eksistensi yang tidak terbatas ruang dan waktu. Pahlawan bukan melulu seseorang yang mempertaruhkan nyawa, maupun kemegahan cerita heroik.
Pada makna sederhana kata pahlawan, ditampilkan Reswati dari APS Unair yang menampilkan sosok seorang ibu yang bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Pekerjaan sederhana yang seringkali dipandang sebelah mata tetapi sejatinya dibutuhkan masyarakat.
Arsyad Susanto dari Ukafo ITS memilih memberi judul karya fotonya “Dia dan Mereka”, yang berkisah tentang sosok pekerja di Kebun Binatang Surabaya yang sedang memberikan makan Jerapah.
Menurut Arsyad, apa yang dilakukan pekerja di KBS yang sedang memberikaan makan pada satwa adalah makna sederhana dari kata pahlawan yang memang bisa dan mungkin terjadi atau muncul di mana saja dan di lingkungan apa pun.
Diaz Ketua Pameran Ruang Juang menyampaikan bahwa pameran kali ini sebelumnya memang diwarnai dengan diskusi yang dilakukan semua pihak untuk memaknai kata pahlawan dengan persepsi masing-masing melalui fotografi.
“Sebelumnya kami berdiskusi dengan semua anggota dan tim untuk masing-masing memaknai pahlawan sesuai dengan persepsi masing-masing melalui karya fotografi. Dengan kata lain Ruang Juang adalah lahrinya pahlawan-pahlawan baru yang berasal dari tafsir dan perspektif masing-masing kami,” terang Diaz.
Sementara ditambahkan Rani Anggraini manager House of Sampoerna berharap agar generasi muda mampu memaknai dan menjadikan diri sendiri sebagai pahlawan yang memberikan makna serta manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Sosok pahlawan memang bukan sekedar mereka yang bertempur, berperang mengangkat senjata untuk kemerdekaan negeri ini saja. Siapapun yangmemberikan manfaat dan dampak besar berguna bagi masyarakat luas adalah pahlawan juga. Pahlawan di ligkungannya sendiri,” tegas Rani, Kamis (14/11/2019).(tok/ang)