Lazada Indonesia menargetkan peningkatan mitra penjual (seller) dari pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai dua kali lipat dari yang sudah ada sekarang pada 2020 mendatang.
Michael Willy Roosevelt Wakil Presiden Transformasi Bisnis Lazada Indonesia, saat berkunjung gudang Lazada di Sidoarjo, Kamis (14/11/2019), mengatakan, mitra penjual UMKM sekarang sudah 7 ribu.
“Tidak seperti perusahaan lain yang mengacu persentase, kami di Lazada selalu menargetkan sesuatu tidak mengacu pada angka. Target tahunan kami harus dua kali lipat,” ujarnya.
Dua kali lipat dari 7 ribu pengusaha UMKM mitra Lazada yang sudah ada, berarti Lazada Indonesia menargetkan ada 21 ribu pengusaha UMKM bergabung ke Lazada Indonesia pada 2020 mendatang.
Layanan Fulfillment by Lazada (FBL) melalui 12 gudang (warehouse) Lazada di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Jawa Timur, menurut Michael akan menjadi daya tarik bagi mitra penjual baru.
Haikal Bekti Anggoro Wakil Presiden Senior Lalu Lintas Operasional Lazada Indonesia mengatakan, pembukaan FBL di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang salah satunya memang bertujuan meningkatkan jumlah seller.
Melalui layanan FBL ini, Lazada berupaya memudahkan mitra penjual dalam hal mengepak, membungkus, dan melabeli barang. Dengan demikian mitra penjual bisa fokus pada produksi.
“Jawa Timur, terutama Surabaya dan greater surabaya, termasuk tempat pertumbuhan sales paling tinggi di Indonesia. Ini juga sentra-sentra pengusaha UMKM lokal yang kami bantu bisnisnya melalui FBL,” ujarnya.
Haikal mengatakan, UMKM di Jatim yang bergabung dengan Lazada sebagian besar memang produk fashion pria maupun wanita. Salah satunya sepatu (footwear) yang terbanyak.
“Tapi kami melihat peluangnya masih besar sekali. Kategori terbesar di Lazada ini kan Fashion pria maupun wanita, tidak hanya sepatu tapi juga pakaian, celana, sabuk, dan asesorisnya,” ujarnya.
Selain itu, kategori produk yang juga diminati konsumen Lazada adalah kategori kecantikan. Tidak hanya yang branded sebagian produk kategori kecantikan itu juga terdapat merek-merek lokal.
“Baik sabun, krim, minuman instan, itu yang ingin kami kembangkan lagi. Terus yang besar juga di Surabaya, kategori mother and baby (ibu dan anak). Tidak hanya susu dan popok,” katanya.
Lazada juga menjual berbagai perlengkapan bayi seperti baju bayi, stroller, dot untuk bayi, juga segala macam produk lain di kategori ibu dan anak. Menurutnya, kategori ini termasuk kategori “panas banget.”
Lazada Indonesia, kata Haikal, adalah anggota Indonesian e-Commerce Association (IdEA), Asosiasi Usaha e-Commerce di Indonesia terdapat berkumpulnya semua e-Commerce dan pemerintah.
“Melalui mereka kami banyak melakukan kerja sama dengan pemerintah, baik di bidang UMKM dan pembentukan regulasi. Satu pintu, kami (perusahaan) e-commerce membahas bareng-bareng kerja sama seperti apa dengan pemerintah,” ujarnya.
Lazada Indonesia sendiri, kata Haikal, juga mengembangkan komunitas para mitra penjual Lazada bernama Lazada Club, yang juga ada di Surabaya. Di komunitas itu para penjual bisa berbagi pengalaman.
“Ada juga materi dari kami, seperti mendekorasi toko, ambil gambar terbaik, bikin voucher dan lain-lain. Tapi yang lebih berarti bagi mereka sharing tips and trick dari seller sukses,” ujarnya.
Haikal mengklaim, salah satu visi Lazada Indonesia, pada 2030 mendatang Lazada memiliki lebih banyak UKM yang provitable dan berkelanjutan. “Kami tidak ingin berbangga-bangga punya UMKM banyak tapi tidak provitable,” katanya.(den/tin)