Di mata warga Krembangan Baru, keluarga Freddy Budiman terpidana mati kasus Narkoba dikenal baik. Bahkan saat keluarganya menjadi mualaf, seluruh warga Krembangan Baru diundang untuk hadir dalam acara syukuran di rumahnya.
Suwarno Ketua RT3 RW1 Krembangan Baru Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan Surabaya mengatakan, meski keluarga Freddy keturunan Tionghoa tapi tidak eksklusif dalam bergaul bersama warga.
“Pernah saya tanya kok gak ngambil rumah di perumahan elit, jawabnya lebih senang di kampung bisa bergaul dengan warga. Sosialnya baik kok,” katanya kepada suarasurabaya.net, Kamis (28/7/2016).
Suwarno mengatakan, jika mendiang H. Nanang ayah Freddy dulu merupakan pengusaha bus yang sukses. Tapi, setelah H. Nanang meninggal usaha itu diteruskan istrinya Hj. Nursiyah.
“Tapi, akhir-akhir ini kabarnya banyak yang dijual. Rumah juga sering sepi,” katanya.
Suwarno mengaku pernah dipamiti oleh Freddy untuk pergi ke Jakarta. Meski semasa kecil dia tinggal di Krembangan tapi setelah besar banyak tinggal di Jakarta.
“Saya pernah bertemu dan dipamiti, dia orangnya baik pada warga,” katanya.
Jelang eksekusi mati, rumah tempat kelahiran Freddy Budiman di Krembangan Baru VII No. 6A Surabaya tengah siap menjadi rumah duka.
Sebuah terop dan tumpukan kursi disiapkan di depan rumah. Di rumah ini kesehariannya hanya ditinggali oleh Hj Nursiyah, Mulyono (adik Freddy dan istrinya,red) dan dua pembantu. Saat ini rumah tersebut sepi, menurut Ketua RT mereka sedang di Jakarta. (bid/rst)