Sabtu, 23 November 2024

Bentuk Inkubator Ekonomi Islam, BI Jatim Dorong Santri Enterpreneur

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Diskusi Jurnalis tentang Edukasi Keuangan Syariah yang digelar BI sebagai sosialisasi ekonomi Syariah di Jatim, Sabtu (30/7/2016). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Bank Indonesia menargetkan Inkubator Ekonomi Syariah yang dibentuk dengan melibatkan 17 pesantren di Jawa Timur, bisa menciptakan 1000 santri enterpreneur di tahun 2017.

“Gerakan ini sudah dirilis dua tahun terakhir. Intinya, bagaimana membuat kemandirian pesantren lebih cepat. Tahun 2017 mungkin sudah mulai berjalan,” ujar Budi Widihartanto Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Jatim dalam diskusi jurnalis bertema Edukasi Keuangan Syariah, di Malang, Sabtu (30/7/2016).

Dalam program ini, kata Budi, telah dibentuk tiga sekretariat pengembangan ekonomi Islam di tiga pondok pesantren yaitu, Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Sunan Drajad Lamongan, dan Tebu Ireng Jombang.

“Di Ponpes Tambak Beras khusus pembinaan mikro finance, Sunan Drajat khusus agrobisnis, dan Tebu Ireng khusus bisnis perdagangan dan jasa,” katanya.

Pola pelatihan dan pembinaan ini nantinya akan mengambil 5 santri setiap pesantren, disana akan mendapatkan pelatihan sesuai pengelompokan keahliannya. BI juga bekerjasama dengan ITS dan Unair dalam pengembangan ini.

“Mereka akan dibina bagaimana cara marketing, keuangan, pembentukan perusahaan yang berbadan hukum,” kata Budi.

Setelah mereka sudah siap menjadi interpreneur, mereka juga dibantu mencari investor.

“Karena banyak orang saat ini tidak amanah untuk menjalankan bisnis. Sehingga, pembinaan ini bisa menjadi alternatif untuk merespons peluang para investor menanam saham secara syariah kepada para santri,” ujar Budi.

Sekadar diketahui, di Jawa Timur ada 6000 pesantren dengan jumlah santri lebih dari 1 juta.

“17 pesantren ini dipilih sebagai pilot project. Program ini nanti juga akan dilaunching di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2016 pada Oktober nanti,” katanya.

Saat ini pertumbuhan ekonomi Syariah di Jawa Timur dalam pembiayaan sebesar 5,75 persen, pertumbuhan aset 8,54 persen. Paling tinggi pertumbuhannya, di modal kerja Sebasar 11,9 persen.

“Aset Syariah di Jatim sebesar Rp 26 Trilliun per Juni dan Pembiayaan sebesar Rp 21 Trilliun,” katanya. (bid/tit/tok)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs