Hadirnya 15 perempuan asal Papua pada workshop Pahlawan Ekonomi Surabaya, yang digelar Sabtu (30/7/2016) di Kaza City Surabaya, merupakan bukti bahwa kiprah Pahlawan Ekonomi Surabaya dikenal secara nasional.
Pemerintah Kota Jayapura secara khusus memang mengirim para perempuan tersebut untuk menggali ilmu pada ajang workshop tersebut. Sampai dengan 5 Agustus 2016 mendatang mereka akan belajar dipandu para instruktur secara khusus.
“Ibu-ibu asal Papua ini memang akan menggali ilmu dan kiat-kiat keberhasilan Pahlawan Ekonomi,” ujar Muhammad Fikser Kabag Humas Pemkot Surabaya.
Kedatangan perempuan Papua ini, lanjut Fikser bermula dari kunjungan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menuju Jayapura pada 4 Maret 2016 lalu. Saat itu, Risma diundang sebagai satu diantara pembicara pada acara bertajuk Strategi Kota Jayapura Menuju Kota Metropolitan Studi Kasus Kota Surabaya.
Pada kesempatan itu, masih kata Fikser, Risma berkisah tentang Pahlawan Ekonomi. Yaitu, sebuah gerakan pembedayaan ekonomi berbasis komunitas yang dirintis sejak 2010.
Awalnya hanya untuk perempuan atau ibu rumah tangga agar bisa berproduksi dan menambah penghasilan dengan berwirausaha. Namun dalam perkembangannya kemudian Pahlawan Ekonomi melibatkan anak-anak muda.
Bukan hanya berproduksi, produk yang dihasilkan Pahlawan Ekonomi telah banyak membanjiri ritel modern dan mal. Bahkan, ada juga yang dikirim ke luar negeri.
“Dari situlah Pemerintah Kota Jayapura tertarik, dan kemudian menindaklanjutinya dengan mengirimkan para perempuan asal Papua untuk belajar secara langsung disini,” kata Fikser.
Sementara itu, disampaikan Nanik Heri, kurator Pahlawan Ekonomi, pihaknya menyambut hangat kehadiran para perempuan asal Papua yang ingin memajukan daerahnya tersebut.
Nanik menambahkan selain belajar berbagai teknik membuat barang-barang yang berguna dan memberikan tambahan hasil, mereka juga akan diajak berkunjung ke sejumlah pengrajin.
“Ke tempat workshop Wiwit Manfaati di Kebraon belajar pengolahan limbah Enceng Gondok, belajar membuat sepatu Jovis di Panjang Jiwo, kemudian mengunjungi Bengkel Kriya Daun di Ngagel Mulyo yang melakukan daur ulang daun menjadi barang yang diekspor,” kata Nanik.
Tak hanya itu, lanjut Nanik rombongan juga akan mengunjungi Prima Krispi di Kenjeran untuk melihat pemanfaatan budidaya laut, sekaligus belajar memasak di Surabaya Hotel School (SHS).(tok)