Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok Gubernur DKI Jakarta mencabut serta meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap mengadu domba antara Joko Widodo Presiden, dengan Tri Rismaharini Walikota Surabaya.
Pernyataan Ahok itu merespon pertanyaan tentang munculnya dukungan untuk Risma di beberapa titik di Jakarta yang semakin kuat.
Ucapan Ahok yang mendapat reaksi keras Warga Surabaya dan Didik prasteyono Wakil Ketua DPC PDI Surabaya. Seakan Tri Rismaharini telah membandingkan, Solo yang lebih kecil dari Surabaya, Walikotanya bisa jadi Presiden, apalagi Surabaya yang lebih besar. Padahal Bu Risma dikatakan tidak memiliki sifat takabur seperti itu.
Kepada wartawan usai menghadiri pembukaan World Islamic Economic Forum di JCC, Ahok menyatakan sama sekali tidak berniat mengadu domba sesama kader PDI Perjuangan, Jokowi dan Risma, apalagi menyakitinya.
Ahok mengatakatan tidak ingin memperpanjang polemik itu, dan ingin mengakhirinya dengan menyampaikan permintaan maaf kepada Bu Risma dan Warga Surabaya, yang mengkritisi pernyataannya itu.
Didik Prasetiyono Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya menyebut, pernyataan Ahok sebagai upaya adu domba antara Risma dengan Jokowi. Menurut Didik, Risma tak pernah membandingkan Surabaya dengan Solo.
“Bu Risma tidak pernah mengeluarkan pernyataan Surabaya lebih besar daripada Solo. Walikota Solo bisa jadi presiden, apalagi Kota Surabaya, seperti yang dikatakan oleh Pak Ahok,” kata Didiek Prasteyono dalam siaran pers, Senin (1/8/2016).
“Sebagai seorang Gubernur dan juga calon Gubernur dari koalisi parpol non-PDIP, tidak seharusnya berusaha mengadu domba dua kader PDIP berprestasi, Ibu Risma dan Presiden Joko Widodo,” katanya. (jos/zha/dwi)