Senin, 25 November 2024

Merugi, Industri Kayu Skala Ekspor di Lumajang Gulung Tikar

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Pabrik yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu untuk pasar ekspor di Lumajang, gulung tikar. PT DSN (Dharma Satya Nusantara), Tbk, pabrik kayu pindahan dari Gresik yang telah beroperasional selama beberapa tahun di Kota Pisang ini, memilih menghentikan produksinya dan mem-PHK seluruh buruhnya.

Suharwoko Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (4/8/2016) mengatakan, penghentian produksi kayu lapis untuk pasar ekspor di PT DSN, yang pabriknya berlokasi di Kecamatan Sumbersuko ini terjadi sejak (20/7/2016) lalu.

“Pihak menejemen perusahaan tersebut, datang ke Kantor Disnakertrans untuk memfasilitasi PHK dan penyelesaian hak-hak pekerjanya. Dari data kami, sebanyak 354 buruh yang terpaksa harus di PHK dengan keputusan penutupan pabrik PT DSN ini. 320 buruh merupakan tenaga kontrak dan 34 orang karyawan tetap. Namun, seluruh hak mereka sudah dipenuhi oleh manejemen pabrik,” katanya.

Terkait alasan penutupan pabrik dan penghentian produksi di PT DSN, Suharwoko menyebutkan, sesuai informasi dari pihak manajemen karena kalah bersaing di pasar ekspor. “Intinya, hasil produksi kayu lapis jenis barcore yang diekspor ke berbagai negara, terutama ke Tiongkok harganya terlalu rendah,” katanya.

Hal ini mengakibatkan nilai ekspornya tidak bisa menutup biaya produksi hingga merugi. Dengan kondisi itu, akhirnya pihak manajemen pun tidak mampu lagi menjalankan operasional produksi kayu dan memilih untuk menutup. “Itu yang saya peroleh informasinya. Bukan persoalan kualitas hasil produksinya. Sehingga menejemen perusahaan itu merugi terus,” katanya.

Namun, Suharwoko juga menduga jika penutupan pabrik kayu PT DSN ini, terimbas dari persaingan untuk memperoleh bahan baku dengan industri kayu lainnya.

“Dugaan kami seperti itu. Karena pabrik kayu di Lumajang ini banyak dan semuanya membutuhkan bahan baku. Tentu harus ada persaingan untuk memperoleh bahan baku kayu, terutama albasia (sengon, red) secara rutin,” katanya.

Dari rambu-rambu yang disampaikan pihak manajemen, disebutkan jika ada kemungkinan bersaing kembali di pasaran ekspor untuk pengiriman hasil produksi kayu, maka operasional produksi PT DSN akan dibuka kembali.

“Dan pihak manajemen perusahaan menyebutkan siap untuk menyerap tenaga kerja lagi. Akan tetapi kalau berbicara kapan berproduksi lagi, itu ranah menejemen perusahaan yang bisa menjawab disesuaikan dengan kondisi pasaran kayu internasional serta persaingannya,” katanya.

Tutupnya pabrik kayu PT DSN ini, tidak berimbas di pabrik kayu lainnya. Pasalnya masih ada sekitar 10 pabrik kayu skala besar yang berproduksi di Lumajang. Diantaranya PT Mustikatama, PT PSI, PT Globalindo dan lainnya.

“Kami sudah memiliki opsi. Untuk tenaga tehnis tentu ada industri kayu lainnya yang bisa menampung. Sedangkan untuk buruh, kami siapkan job market fair yang akan segera kami gelar dengan menawarkan berbagai lowongan pekerjaan di berbagai sektor atau bidang usaha. Semoga opsi ini bisa menyerap mereka-mereka yang baru di PHK, termasuk untuk pengangguran lainnya yang jumlahnya masih 13 ribuan di Lumajang,” tambahnya. (her/zha/rst)

Teks Foto :
– Suharwoko Kepala Disnakertrans Kabupaten Lumajang.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs