Jumat, 22 November 2024

Hujan Tidak Menentu, Fenomena La Nina Penyebab Tahun Basah

Laporan oleh Tito Adam Primadani
Bagikan
Ilustrasi. Hujan deras saat mengguyur Kota Surabaya. Foto : Netter /Dok suarasurabaya.net

Bambang Setiajid Kasie Data dan Informasi BMKG Juanda Surabaya mengatakan tahun ini merupakan tahun basah. Menurutnya, fenomena La Nina yang terjadi setiap tujuh tahun sekali menjadi salah satu penyebab tahun ini jadi tahun basah.

“Kalau fenomena meteorologinya, disebabkan adanya anomali suhu di selatan Jawa sejak Mei kemarin berlangsung konsisten. Daerah kita merupakan tempat pertemuan udara. Semestinya pada Agustus kita dilewati udara kering dari Australia, tapi karena di selatan Jawa suhunya tinggi, akhirnya timbul awan hujan,” kata Bambang kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (13/8/2016).

Selain itu, kata Bambang, anggapan tahun berkah akibat tahun basah tergantung dari kebutuhan. Bagi petani garam ini merupakan cobaan bagi mereka, sedangkan yang lainnya mungkin sangat membantu.

Kata Bambang, waktunya hujan turun juga tentatif. Meskipun dia mengaku kalau dari kebiasaan hujan turun dari malam menjelang pagi hari.

“Hujan pada hari ini bukan awan CB (cumulonimbus) tetapi jenis awan cumulus. Jenis awan ini ketika turun hujan tidak deras, melainkan ringan dan sedang. Tapi memang durasinya lama,” ujar Bambang

Dia pun memberikan informasi bahwa hujan kali ini, tidak hanya berlangsung di Surabaya saja. Dari pantauan Citra Satelit, wilayah Nganjuk, sekitar Lumajang, Sidoarjo bagian barat, Tuban bagian barat juga terpantau diguyur hujan pagi ini.

“Kita kadang merasakan pagi ke siang mengalami hujan, sedangkan siang ke malam panas sekali, itu karena memang kita berada di musim kemarau. Untuk itu, diharapkan semua masyarakat untuk jaga kondisi kesehatan,” kata Bambang. (tit/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs