Lebih dari 250 perempuan yang tersisihkan di Afrika pada penghujung tahun ini akan mendaki Gunung Kilimanjaro untuk mendorong hak perempuan dalam mengakses sumber daya alam, kata seorang pejabat, Minggu (14/8/2016).
Seperti dilansir Antara, Gunung Kilimanjaro adalah gunung tertinggi di Afrika dan bahkan tertinggi di dunia. Puncak Gunung Kilimanjaro disebut Puncak Uhuru dan berada pada ketinggian 5.895 meter di atas permukaan laut.
Grace Kisetu, seorang pejabat di Program Jaringan Gender Tanzania (TGNP), mengatakan ekspedisi tiga hari menuju puncak Afrika yang dinamakan Gagasan Kilimanjaro akan diikuti oleh perempuan dari segala lapisan kehidupan di benua itu. Mereka akan menghadapi udara dingin yang menggigit tulang dan jalur terjal.
“Pendakian ke puncak gunung tertinggi di Afrika menandakan tekad perempuan untuk sepenuhnya mewujudkan hak mereka, terutama hak bagi kepemilikan tanah,” kata Kisetu.
Ia menambahkan, “Perempuan dari lima wilayah Benua Afrika akan berjuang melawan udara dingin yang menggigit tulang untuk menyampaikan rasa haus mereka bagi perubahan dan berteriak bagi hak mereka.”
Perempuan aktivis itu mengatakan pendakian itu juga akan dilakukan berbarengan dengan simposium mengenai hak tanah bagi perempuan, demikian seperti dikutip dari laporan Xinhua.
Kisetu mengatakan hak tersebut akan berfungsi sebagai jalan untuk menyampaikan keluhan mereka dan ekspresi mengenai kepemiliki atas tanah serta juga menarik perhatian untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
Kisetu mengatakan perempuan yang tersisihkan itu akan berasal dari bagian selatan, timur, barat, tengah dan utara Benua Afrika bagi pendakian Gunung Kilimanjaro dan simposium.
“Ini akan menjadi peristiwa besar buat perempuan Afrika dalam memperjuangkan hak untuk kebebasan kami,” tambah Kisetu. (ant/dwi)