Serunya Siswa Tunanetra Saling Suap di Lomba Makan Kerupuk

Suara tepuk tangan dan teriakan memberikan semangat kepada masing-masing kelompok yang berlomba, Senin (15/8/2016) terdengar mewarnai pendopo SMP LB YPAB Surabaya. Dua kelompok siswa tunanetra berhadapan dalam lomba makan kerupuk.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Meskipun mereka adalah siswa tunanetra, namun dalam lomba kali ini mata mereka tetap ditutup menggunakan kacamata kertas. Kepada setiap siswa masing-masing diberikan satu kerupuk.

“Tugas masing-masing kelompok adalah menuntaskan makan kerupuk. Kelompok yang paling cepat adalah pemenangnya. Tetapi masing-masing siswa harus menyuapkan kerupuk ke kawan disebelahnya hanya dengan satu tangan. Ini tantangan buat mereka,” kata Atung satu diantara Guru sekaligus panitia lomba.

Saat aba-aba dimulai, kelucuan mulai terlihat. Para siswa masing-masing menyodorkan kerupuk kepada kawan disebelahnya. Karena mereka tunanetra maka kerupuk yang seharusnya ditempatkan pada mulut, lalu dimakan, maka yang terjadi kerupuk ternyata nempel di kening atau di pipi.

Teriakan suporter masing-masing kelompok justru membuat peserta lomba semakin penasaran, untuk memenangkan lomba. “Terrrruuuuuusssss… kiri, kesebelah kiri…terrrruuuussss…..ayyyooo langsung sikat kerupuknya!!!” teriak suporter yang juga siswa tunanetra.

Kelucuan dan teriakan para siswa menjadi pemandangan yang tidak biasa, lantaran tidak setiap hari para siswa ini bisa bergembira dan bercanda sepertti saat lomba makan kerupuk dalam rangka menyambut peringatan HUT ke 71 tahun Kemerdekaan Indonesia di SMP LB Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya.

Selain lomba makan kerupuk, siswa boleh mengikuti lomba mengupas telur rebus, lomba joget, lomba patrol sampai dengan lomba memindahkan air. Menurut Eko Purwito Kepala Sekolah SMP LB YPAB Surabaya, kegiatan lomba ini bagian dari kegiatan rekreasi bagi siswanya.

“Selain mereka bisa bergembira bersama, berekreasi dalam lomba-lomba tadi, kegiatan ini juga bagian dari perayaan HUT ke 71 tahun Kemerdekaan Indonesia. Setiap siswa kami libatkan agar mereka ikut lomba. Supaya mereka juga bisa bergaul bersama kawan-kawannya,” terang Eko Purwito.(tok)