Senin, 25 November 2024
Banjir Lahar Dingin Menerjang DAS di Kaki Gunung Semeru

Diguyur Hujan Deras, Jalur Menuju 2 Desa di Lereng Semeru Tertutup Longsor

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Akses jalan yang menjadi jalur transportasi vital yang menghubungkan ke dua desa di lereng Gunung Semeru tertutup longsor. Sedikitnya 12 titik longsor terjadi sekaligus setelah kawasan lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa ini diguyur hujan lebat selama dua hari terakhir.

Hendro Wahyono Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Senin (15/8/2016), mengatakan bahwa bencana longsor ini terjadi di akses jalan menuju Desa Argosari dan jalur menuju Desa Ranupani, keduanya berada di wilayah Kecamatan Senduro.

“Peristiwa longsor ini terjadi sejak kemarin, Minggu (14/8/2016) sore. Dan setelah mendapatkan informasi kejadiannya, kami segera meluncurkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi. Di sana, dari assesment yang dilakukan TRC, titik longsoran cukup banyak,” katanya.

Di jalur menuju Desa Argosari, terdapat 10 titik longsoran sekaligus dan di jalur menuju Desa Ranupani terdapat 2 titik longsoran. Longsoran terjadi pada areal tebing jalan yang ambrol lalu menutupi akses jalan.

Untuk penanganannya, TRC bersama unsur TNI/Polri dan warga sekitar melakukan kerja bakti. Namun, upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil membuka akses jalan. Hanya terbuka akses jalan utnuk kendaraan roda dua saja.

“Untuk kendaraan roda empat, asalkan 4WD atau mobil offroad, bisa melintas. Karena kendaraan jenis ini bisa menerabas hundukan material tanah tebing yang masih menumpuk,” paparnya.

Besarnya material tanah tebing yang menutup akses jalan tersebut, masih dikaji oleh BPBD Kabupaten Lumajang, apakah akan dikerahkan alat berat untuk menyingkirkannya ataukah tidak. “Sampai saat ini kami masih menunggu informasi dari TRC di lokasi,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut, masih menurutnya, akses transportasi menuju ke Desa Argosari, terutama bagi wisatawan yang akanmenuju ke obyek wisata Puncak B29 dan menuju Ranupani ke arah pendakian Gunung Semeru, sampai siang ini masih terkendala. “Tapi kami akan terus bekerja keras menyingkirkan material longsoran ini,” tuturnya.

Sementara itu, peristiwa bencana lainnya yang diakibatkan tingginya intensitas hujan di puncak Gunung Semeru juga berdampak dengan terjadinya banjir lahar dingin. Material vulkanik dari puncak gunung dnegan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini, meluncur turun setelah kawasan puncak diguyur hujan deras.

Material berupa pasir dan bebatuan menerjang DAS (Daerah Aliran Sungai) di kaki gunung. Diantaranya meluncur ke arah DAS Kalirejali di Desa Bades, Kecamatan Pasirian. Meningkatnya debit air sungai, jug aterpantau di DAS Kaliasem yang membelah kawasan kota Lumajang.

Beruntung, banjir lahar dingin ini tidak smapai menyebabkan korban jiwa karena masyarakat tampaknya telah memiliki kewaspadaan tinggi terhadap bencana ini. Namun, BPBD Kabupaten Lumajang terus menngingatkan masyarakat, agar tetap berhati-hati jika cuaca di puncak mendung tebal.

“Dengan kondisi itu, sebaiknya tidak melanjutkan aktivitas di DAS karena potensi terjadinya banjir lahar dingin sangat tinggi. Demi keselamatan jiwa bersama, sebaiknya imbuan ini dipatuhi. Paslanya tidak ada yang bisa memprediksi kapan bencana terjadi. Yang bisa dilakukan adalah waspada dan sekalu berhati-hati,” demikian pungkas Hendro Wahyono. (her/dwi)

Teks Foto :
1. Potret longsor di jalur menuju Desa Argosari, Kecamatan Senduro.
2. Banjir lahar dingin di DAS Kalirejali.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs