Senin, 25 November 2024

Warga Bantaran DAS Kaliasem Lumajang Upacara 17 Agustusan di Sungai

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Ratusan warga DAS Kaliasem beramai-ramai turun ke sungai yang berhulu di Gunung Semeru itu, untuk mengibarkan sang saka Merah-Putih dan memperingati detik-detik Proklamasi 17 Agustus.

Pantauan Sentral FM, Rabu (17/8/016), suasana pelaksanaan upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini sangat sederhana namun khidmat. Dimana warga dari seluruh RT di Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang ini hanya mengenakan baju casual saja. Bahkan ada yang hanya bercelana pendek dan kalangan ibu-ibu mengenakan trining.

Dengan dikomando Ahmad Nurhuda selaku Ketua RW setempat, ratusan penduduk bantaran Kaliasem ini pun bersamaan turun ke sungai. Disana sudah dipersiapkan bendera Merah-Putih yang dipasang di tiang bambu. Selain itu juga disiapkan pula alat pengeras suara untuk memberikan komando terhadap barisan warga.

Upacara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dilanjutkan detik-detik Proklamasi dan pembacaan naskah Proklamasi serta Pancasila. Secara umum upacara berlangsung lancar, meski seluruh peserta harus berdiri di tengah aliran sungai setinggi lutut. “Ini memang cara kami, warga bantaran sungai Kaliasem untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-71,” kata Ahmad Nurhuda yang akrab disapa Gus Mamak ini.

Masih menurut pria yang juga Ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Lumajang ini, upacara 17 Agustusan di sungai merupakan agenda rutin yang telah berlangsung dua tahun terakhir. “Filosofinya adalah untuk memerdekakan sungai yang merupakan sumber kehidupan dari pengerusakan. Contohnya dijadikan tempat membuang sampah dan lainnya,” paparnya.

Untuk mengingatkan warga maka digagaskan ide upacara 17 Agustusan di sungai Kaliasem ini. Dengan begitu diharapkan warga tidak lagi membelakangi sungai dan bisa mengelola sumber daya air tersebut agar lebih bermanfaat lagi. “Gagasan kami bersama warga, ke depan sungai Kaliasem ini bisa kita kelola sebagai daya tarik wisata. Seperti jadi areal pemancingan dengan dipelihara ikan,” terangnya.

Kegiatan Agustusan ala warga bantaran sungai Kaliasem ini masih berlanjut dengan digelarnya berbagai lomba di lokasi yang sama. Diantaranya lomba makan kerupuk dan panjat pisang. Lomba panjat pisang ini dikhususkan untuk peserta anak-anak. Di tengah aliran sungai didirikan beberapa batang pisang yang selanjutnya dipanjat oleh para peserta untuk merebut hadiah yang disediakan panitia.

“Lomba panjat pisang ini juga sengaja kami gelar dengan filosofi untuk mengingatkan kita semua bahwa pisang merupakan ikon Lumajang. Jadi sengaja kita pilih pisang agar tanaman ini tetap bisa berkembang sebagai salah-satu komodit unggulan di daerah ini yang harus terus dirawat dan dikembangkan,” pungkasnya. (her/dwi)

Teks Foto :
– Ratusan warga bantaran sungai Kaliasem di kota Lumajang menggelar upacara 17 Agustusan dan detik-detik Proklamasi di tengah aliran sungai.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
34o
Kurs