Bermodal pengalaman jadi pegawai rental pengetikan, Agung Wicaksono (35) berani menerima jasa pencetakan KTP palsu. Para pelanggannya adalah para wajib pajak yang tidak mau ribet membayar pajak kendaraannya di Samsat Ketintang Surabaya.
Bersama Nana Subianto (42), Agung sudah menggeluti jasa ini selama hampir dua tahun. Nana berperan sebagai marketing atau pencari customer, sementara Agung bagian eksekusi.
“Satu KTP cukup butuh waktu lima menit saja,” ujar Agung di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (21/8.2016) sore.
Agung menceritakan, awal melakukan aksi melanggar hukum ini dari tradisi percaloan yang ada di Samsat saat pengurusan pembayaran pajak kendaraan atau pengurusan administrasi yang membutuhkan KTP. Di sinilah Agung dan Nana menangkap peluang itu.
“Ada banyak orang ingin bayar pajak motornya tapi masih beridentitas orang lain, daripada ribet harus meminjam KTP pemilik motor sebelumnya, lebih baik saya cetakkan KTP,” katanya.
Dari jasa ini, mereka berdua memberi tarif Rp25 ribu hingga Rp50 ribu per KTP.
Dia mengaku jika dia membuat KTP yang terpenting adalah nama dan alamat sesuai dengan yang ada di surat pajak atau STNK. Untuk foto di KTP, dia asal mengambil saja secara acak.
“Kalau identitasnya perempuan ya saya kasih foto perempuan, saya browsing di internet,” katanya.
Di depan Polisi, Agung mengaku jika perbuatannya ini salah. Dia bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ayah tiga anak asal Ngasinan Gresik ini terpaksa membuat KTP palsu untuk menjual jasa dengan imbalan sedikit.
“KTP ini saya pakai untuk pengurusan di Samsat setelah itu saya bakar atau dimusnahkan,” katanya.
Kendati pengakuan Agung begitu meyakinkan, tapi Unit Tindak Pidana Ekonomi Satreskrim Polrestabes Surabaya tidak bisa percaya begitu saja. Polisi akan terus mengembangkan kasus ini, selain memalsukan KTP apakah juga terkait pemalsuan identitas lainnya.
“Kami akan mendalami, untuk apa saja pemalsuan KTP ini,” kata Kompol Bayu Indra Wiguno Waksat Reskrim Polrestabes Surabaya. (bid/dwi/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
