Bangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sabillurrosyad Jalan Raya Kartini, Dusun Gedagan, Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, mengalami kerusakan. Ruangan yang mengalami kerusakan yaitu kelas 1, 2, 3, satu ruangan UKS dan perpustakaan. Sehari-harinya, bangunan sekolah ini juga digunakan oleh Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Sabilullrosyad.
Kerusakan terparah terjadi pada ruangan perpustakaan. Selain mengalami keretakan pada bagian dinding, lantainya juga ambles sepanjang 7 meter, dengan lebar 1 meter, dengan kedalaman mencapai 10 cm. Bagian pojok utara ruangan kelas 2 mengalami keretakan pada dinding bagian atas pintu. Kemudian ruangan UKS dan kelas 1 mengalami keretakan pada bagian dinding hingga pintunya tidak bisa ditutup.
Suminto Kepala Madrasah MI Sabilullrosyad menduga kerusakan ini akibat pergerakkan tanah dan cuaca ekstrem pada musim kemarau pada tahun ini. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya kendaraan besar yang setiap hari melintas di jalan raya. “Kadang sampai terasa ada getaran saat kendaraan besar melintas,” ujarnya kepada Fuad reporter Maja FM.
Selama ini, kata Suminto, pihak sekolah sudah melakukan pembenahan semaksimal mungkin. “Enam bulan lalu keretakkan dinding di perpustakaan sudah ditambal, lantai juga sudah ditambah slup. Tapi tetap saja amblas, lepas slupnya antara lantai sama dinding,” kata dia.
Saat ini, pihak sekolah hanya bisa mengimbau siswa untuk segera keluar kelas saat jam pelajaran usai. Kalau terjadi sesuatu, anak-anak sudah diajari untuk berlindung di bawah meja.
“Setiap tahun kami sudah mencoba mengajukan bantuan lewat online EMIS (Education Management Information System) Dirjen Pendis Kementrian Agama, terkait keperluan sarana sekolah dan perbaikkannya, tapi tidak ada tanggapan. Sekolah ini terakhir mendapatkan sentuhan pembagunan pada 8 tahun yang lalu,” tandasnya.
Munif, guru agama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sabilullrosyad merinci ada 19 siswa di kelas 1, 35 siswa di kelas 2, dan 35 siswa di kelas 3. Sedangkan siswa Kelas VII yang juga menggunakan ruang Kelas 3 MI berjumlah 28 siswa. “Tidak ada ruangan lain, jadi dengan terpaksa tetap mengunakan ruangan ini,” jelasnya.(fad/iss/ipg)