Tiap bulan sebanyak 20 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Jawa Timur tercatat meninggal di luar negeri. Mereka yang meninggal mayoritas mengalami kecelakaan kerja serta akibat menderita sakit.
“Belum lagi kalau ada kecelakaan seperti tenggelamnya Perayu Kayu Johor Baru kemarin jumlah korbannya bisa belasan orang dalam sehari,” kata Sukardo, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jawa Timur, usai menerima bantuan ambulan dari Bank Jatim di kantornya, Senin (29/8/2016).
Untuk meringankan keluarga korban, Disnakertransduk kini menyediakan dua unit ambulan yang siap mengantarkan secara gratis para TKI baik yang meninggal maupun sakit dari bandara ke rumah duka.
“Sebelumnya kami hanya punya satu ambulan, tapi hari ini dapat bantuan dari Bank Jatim sehingga total ada dua ambulan. Kalau melihat jumlah korban, idealnya kami memiliki minimal empat ambulan,” kata Sukardo.
Sukardo mengatakan, banyaknya jumlah TKI yang meninggal biasanya membuat Disnakertransduk juga terpaksa harus menyewa ambulan untuk membantu meringankan beban keluarga korban. Apalagi mayoritas TKI yang meninggal akibat kecelakaan kerja merupakan TKI dari jalur ilegal.
“Kalau jalurnya legal biasanya seluruh transportasi sudah ditanggung dan dapat asuransi. Tapi rata-rata yang mengalami kecelakaan kerja dan meninggal ini yang ilegal,” kata dia.
Sementara itu, dari catatan Disnakertransduk Jawa Timur, jumlah TKI yang saat ini mencapai 175 ribu orang dengan sebaran terbanyak ada di Hongkong, Taiwan, Malaysia, Singapura dan Arab Saudi. (fik)