Sabtu, 23 November 2024

Jelang Ibadah Armina, Masjidil Haram Makin Dipenuhi JCH

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan
Ilustrasi

Dua belas hari menjelang ibadah Armina, jemaah calon haji (JCH) mulai memenuhi Masjidil Haram, Makkah.

Sebelumnya, JCH yang tinggal di pemondokan di Mahbaz Jin, sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram, bisa berangkat satu jam sebelum adzan shalat lima waktu. Kini minimal dua jam sebelumnya, JCH sudah harus antre di halte Mahbaz Jin yang berada di depan pemondokan. Padahal Mahbaz Jin yang ada di sektor 1 adalah yang paling dekat dengan Masjidil Haram.

Saat kloter satu Embarkasi Surabaya datang ke Kota Makkah sepuluh hari yang lalu, dengan naik bus shalawat, dari pemondokan hanya dibutuhkan waktu lima menit untuk sampai di Masjidil Haram. Sedangkan JCH yang tinggal di sektor lain, seperti Sisyah, Aziziyah atau Syisyah Roudhah, waktu tempuh ke Masjidil Haram akan lebih lama.

Hampir tidak ada waktu sepi di halte bus Mahbaz Jin, apalagi waktu menjelang sholat lima waktu. Di dalam Masjidil Haram sendiri, meskipun JCH sudah datang dua jam sebelum adzan, mereka belum tentu dapat tempat di dalam arena utama dekat Ka`bah. Kalau beruntung, JCH bisa mendapatkan tempat shalat di bagian dalam Masjidil Haram. Namun, kalau sudah benar-benar penuh, mau tidak mau JCH harus shalat di area perluasan Masjidil Haram.

Pantauan suarasurabaya.net di antara lima waktu shalat, yang paling padat adalah waktu shalat Maghrib dan Isya` karena seringkali para jamaah memilih tidak kembali ke pemondokan daripada harus berdesak-desakan lagi. Namun, jumlah jamaah baru yang datang juga jauh lebih banyak.

Surtoh atau satuan pengamanan dalam Masjidil Haram sudah sigap mengarahkan jamaah yang datang dari 40 lebih pintu. Dari pintu timur atau Babbussalam dan Bab Ali, kalau penuh di area Sai dan Mattaf Ka`bah, baik lantai satu maupun lantai dua, langsung memasang barikade palang kuda. Kemudian mengarahkan jemaah menyusuri fly over menuju ke pintu selatan lantai dua, masuk ke dalam area masjid.

Dari pintu barat atau Malik Fahad, akses menuju masjid kalau ramai diblokade. Jamaah diarahkan naik tangga ke lantai tiga langsung masuk ke arena tawaf lantai dua.

Belakangan ini makin banyak JCH Indonesia yang datang ke Masjidil Haram secara berombongan satu kloter, tapi ada juga jamaah yang tertinggal rombongannya dan tidak bisa kembali ke pemondokan. Mereka rata-rata sudah berusia lanjut dan jemaah yang baru datang ke Mekkah sehingga belum memahami situasi dan kondisi di Masjidil Haram.

Petugas haji Daker Makkah sudah menempatkan satu sektor khusus di Masjidil Haram. Sejumlah petugas dari sektor khusus itu disebar di Zamzam Tower, Dar et Tauhid, pintu Marwah dan Mattaf Ka`bah.

Untuk pulang ke pemondokan setelah menunaikan shalat atau ibadah umroh, juga bukan masalah mudah. Kalau mengikuti arus pulang bersama jemaah, kita pasti akan tertahan di terminal-terminal pemberangkatan.

Seperti yang selalu terjadi di terminal Bab Ali menuju ke Mahbas Jin. Dari Masjidil Haram ke arah terminal, sudah dibuat pagar-pagar kanalisasi yang pintunya bisa dibuka tutup. Sehingga jemaah tidak bisa masuk sembarangan ke dalam area pemberhentian bus. Kalau dalam keadaan padat luar biasa, menunggu bus di sana sambil berdesak-desakan. Di depan, pintu terkunci. Di belakang, ribuan jamaah mendorong maju. petugas penjaga pintu pun tidak mau membuka pintu kalau bus belum datang.

JCH yang tidak mau bersusah payah menunggu sambil berdesakan, lebih baik menunggu beberapa jam selesai shalat.

Sementara itu, di kawasan pemondokan rata-rata semua hotel sudah terisi penuh dengan kloter-kloter gelombang 1 dari Madinah atau gelombang 2 yang datang langsung dari tanah air.

Hal ini mengakibatkan suasana di depan pemondokan Mahbaz Jin sangat ramai. Jumlah pedagang musiman juga semakin banyak. Tidak ada ruang kosong tanpa diisi pedagang yang rata-rata dari Afrika dan Yaman. Sampah pun terlihat banyak berserakan di depan hotel, tapi tengah malam ada petugas kebersihan yang membersihkannya.

Mulai Selasa (30/8/2016) hari ini, pemerintah Kota Makkah menerapkan aturan yang agak ketat tentang parkir mobil di pemondokan-pemondokan haji. Kalau sudah parkir lebih dari 24 jam tidak ada keterangan dari pemilik, mobil akan diderek. Pada Selasa siang, sekitar 10 unit mobil derek bergantian keluar masuk menderek mobil-mobil yang parkir di pemondokan haji Indonesia sektor 1.

Soal ketertiban menyeberang jalan, para JCH masih banyak yang belum tertib. Di sektor 1 Mahbaz Jin, untuk bisa mencapai halte menuju Masjidil Haram harus menyeberang jalan besar. Sebenarnya ada penyeberangan under pass lewat bawah tanah, tapi banyak JCH yang merasa tidak nyaman menyeberang di under pass dan lebih memilih melanggar aturan larangan menyeberang. Akibatnya, Senin malam ada seorang JCH, yang belum diketahui identitasnya, tertabrak mobil. Dia langsung dibawa ke ambulans yang sudah siap di seberang jalan dan dilarikan ke rumah sakit.(edy/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs