Jumat, 22 November 2024

Prigi Tantang Khofifah Membuktikan Kalau Ayam-Ayam di Jatim Bebas Dioksin

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton saat di Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/11/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton, LSM Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah menantang Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur membuktikan telur di Jatim bebas dioksin.

“Kami menantang, Khofifah buktikan, ayam-ayam di Jatim ini bebas dari dioksin. Kami sudah temukan, ayam-ayam di Jatim, terutama ayam kampung di Sidoarjo dan Mojokerto, terkontaminasi dioksin,” ujarnya.

Ecoton bersama IPEN, gabungan LSM lingkungan di dunia, melakukan kajian terhadap sejumlah telur ayam kampung dari Dusun Klagen, Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo, dan dari Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Mojokerto.

Mereka menemukan kandungan dioksin telur di dua lokasi itu 70 kali lebih tinggi dari standar BPOM: 200 picogram per gram lemak untuk telur di Sidoarjo; 100 picogram per gram lemak untuk telur di Mojokerto.

Padahal, kata Prigi, standar BPOM hanya membolehkan kandungan dioksin maksimal 0,5 picogram per gram lemak dalam makanan.

“Mestinya, Khofifah prihatin atas ini dan melakukan kajian. Itu yang kami minta. Lalu harus ada road map, bagaimana selanjutnya. Ya dipencet sumbernya. Sumbernya, kran impor plastik yang tidak terjamah,” ujarnya.

Dia mengklaim, saat ini ada ratusan kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak yang tidak diinspeksi. Tujuan penelitian kandungan dioksin dalam telur di dua desa itu, kata Prigi, adalah impor sampah plastik.

“Ini tujuan kami, sebenarnya. Bukan melarikan ke telur dan ayam. Telur itu hanya indikator, kalau ada ayam kita yang enggak sehat, kami menantang mereka (pemerintah) meneliti,” ujarnya.

Dia menyayangkan pernyataan Bupati Sidoarjo di media massa, bahwa telur mengandung dioksin itu tidak apa-apa dikonsumsi. Demikian juga pernyataan Khofifah yang menyatakan aman.

“Harus ada penelitian. Ngomong itu ilmiah. Masyarakat Jawa Timur itu cerdas. Di Jatim ini banyak perguruan tinggi, ITS, Unair, banyak universitas yang mampu. Maka kemudian jangan asal ngomong,” kata Prigi.

Prigi menagih aksi Khofifah atas fakta yang pernah ditemukan Ecoton beberapa waktu sebelumnya soal kran impor bahan baku kertas dari Amerika dan Eropa yang tercampur sampah plastik.

Dia tegaskan lagi, hasil penelitian tentang kandungan dioksin di telur ini adalah dampak dari fenomena bahwa Jawa Timur telah menjadi ladang pembuangan sampah plastik dari Amerika dan Eropa.

Kami itu minta kepada Khofifah, iki lho ono problem pencemaran lingkungan akibat plastik impor dari Amerika dan Eropa, mana aksimu? 20 tahun ada kegiatan seperti ini. Mana aksimu?” Katanya.

Dia mendorong agar Khofifah bersikap tegas. Bila perlu, kata dia, Khofifah marah kepada pihak-pihak yang telah membiarkan kran impor sampah plastik ini terbuka bebas.

“Kalau Khofifah tidak tegas, tidak marah, mereka akan seenaknya menjadikan Jawa Timur ini jadi tempat pembuangan sampah dari Amerika dan Eropa,” katanya.

Dia pun menegaskan, pemerintah perlu menyetop kran impor sampah kertas bercampur plastik dari Amerika dan Eropa. Karena upaya reekspor kontainer sampah impor itu pun menurutnya tidak tegas.

“Dari 50 kontainer yang ada, yang dikembalikan ke Amerika cuma 12. Lainnya lari ke India, Vietnam, Kamboja. Artinya apa? Ada kebocoran di sistem kita. Oke reekspor, tapi nyatanya mana? Hanya 12 dari 50 yang direekspor,” katanya.

Pemprov Jawa Timur, kata dia, memang tidak punya kewenangan atas kebijakan itu. Namun, kata dia, lokus masalah sampah plastik impor ini ada di Jawa Timur. Seharusnya Khofifah ada di garda terdepan.

“Seharusnya Khofifah di garda depan menyatakan bahwa Jawa Timur bukan tempat sampah. Dia harus marah ke perdagangan, dia harus marah ke perindustrian, marah ke KLHK,” ujarnya.(den/tin/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs