Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengunjungi cagar budaya rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Anggut Atas, Kota Bengkulu, Rabu (7/9/2016).
Kunjungan ke rumah yang ditempati Bung Karno saat menjalani pengasingan selama kurun waktu tahun 1938-1942 itu, merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Mendikbud selama dua hari di Bengkulu.
“Koleksi perlu ditambah untuk membuat rumah ini menjadi tempat edukasi tentang perjalanan tokoh bangsa,” katanya seperti dilansir Antara.
Selain menambah koleksi, dia juga meminta petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang berkantor di Jambi melakukan konservasi atau pengawetan terhadap buku-buku yang pernah dibaca Bung Karno saat menjalani pengasingan di Bengkulu.
Ratusan buku-buku yang pernah dibaca Bung Karno saat menjalani “interniran” atau pembuangan di Bengkulu, masih dapat dilihat di salah satu lemari di rumah pengasingan itu.
“Saya minta BPCB segera melakukan konservasi terhadap buku-buku yang hampir hancur ini, karena ini peninggalan sejarah,” katanya.
Sugrahanuddin Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya (BCB) wilayah Bengkulu mengatakan, sebagian buku milik Bung Karno sudah dikonservasi oleh BPCB pada 2014 dan 2015.
“Konservasi buku sudah dilakukan bertahap pada 2014 dan 2015 karena jumlahnya cukup banyak mencapai 333 judul buku,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, buku-buku yang dibaca Bung Karno saat menjalani pengasingan di Bengkulu sebagian besar berbahasa Belanda yang diterbitkan pada awal abad 20.
Ada pula buku berbahasa Jerman dan Indonesia yang berisi tentang filsafat, politik dan lainnya. (ant/tit/dwi)