Menjelang peringatan Idul Adha, hewan kurban yang dipersiapkan untuk dipotong rentan mengalami stress yang ujung-ujungnya bisa mempengaruhi kualitas dagingnya. Potensi stress ternak ini terjadi karena pengiriman keluar daerah dengan jarak yang jauh, perlakuan kasar maupun cara pemotongan ternak yang salah.
Terkait hal ini, drh Doni Affandi Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Vetrinier Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (10/9/2016), mengatakan bahwa hewan kurban yang dikirimkan keluar daerah harus melalui pemeriksaan dan disarankan untuk diberikan obat anti stress.
Dalam pemeriksaan ini, petugas Dinas Peternakan akan menyarankan agar peternak atau pedagang memberikan obat untuk mencegah stres berupa ruboransia. Bisa bioselamin sebagai obat anti stress. Obat ini untuk menambah tenaga ternak. Sehingga selama perjalanan, stamina ternak bisa bertambah dan selama perjalanan ternak tidak kecapekan, haus dan lapar.
“Ketika diberikan suplai tenaga, ternak akan lebih kuat. Pemberian obat ini dianjurkan untuk menghindari stressnya. Selain itu, ternak yang habis dikirim dengan jarak yang jauh, tidak boleh langsung dipotong, Minimal diistirahatkan 24 jam terlebih dulu sebelum dipotong. Dengan jeda istirahat tersebut, maka hewan kurban tidak stress sehingga tidak mempengaruhi kualitas dagingnya,” katanya.
Sementara untuk penyembelihan hewan kurban, Doni Affandi juga mengungkapkan, ada tata cara yang harus diikuti agar hewan tidak stress yang nantinya mempengaruhi kualitas dagingnya.
“Kami melakukan sosialiaasi kepada para pedagang dan pemotong ternak, tata cara pemotongan ternak yakni terpotong tiga saluran berupa saluran cerna, saluran udara dan pembuluh darah, ternyata akan memberikan kualitas daging yang bagus. Dengan dipotong tiga saluran itu, maka darah mengalir keluar sempurna,” kata dia.
Selain itu, tata cara merobohkan ternak saat akan dipotong yang bisa mengakibatkan hewan stress, juga harus diperhatikan. Kondisi stres pada ternak akibat salah merobohkan karena ternak diperlakukan kasar, bisa memicu munculnya hormon stress.
“Hormon stress ini yang mengakibatkan daging menjadi keras. Jika ternak tidak stress, dengan diperlakukan bagus saat pemotongan, dan memotongnya juga menggunakan pisau yang tajam, maka hewan tidak akan stress. Dampaknya adalah syaraf ototnya menjadi longgar, sehingga dagingnya menjadi empuk dan berkualitas,” kata Doni Affandi. (her/fik)