Idul Adha 1437 Hijriyah kali ini membuktikan jika krisis ekonomi global ternyata tak mempengaruhi niat umat untuk tetap berkurban. Bahkan dari data yang ada, jumlah umat yang berkurban kali ini juga meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Idul Kurban tahun ini lebih semarak, jumlah orang yang berkurban naik cukup besar. Ini juga bisa dilihat dari semakin semaraknya jumlah pedagang hewan kurban di kota-kota,” kata Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, usai menyerahkan sapi kurban dari Joko Widodo, Preside kepada Takmir Masjid Al Akbar Surabaya, Senin (12/9/2016).
Dengan peningkatan jumlah hewan kurban juga bisa membuktikan jika ekonomi kerakyatan di Jawa Timur masih terus tumbuh dan tidak sampai terpengaruh lesunya ekonomi global.
“Di satu sisi, kesadaran umat untuk berbagi juga meningkat. Ini bukti jika umat saat ini tidak hanya meningkatkan hubungan dengan Allah, tapi juga hubungan dengan manusia yaitu niatan untuk berbagi meningkat. Ini cukup bagus dan patut kita syukuri,” ujar Soekarwo.
Sementara itu, terkait peningkatan kebutuhan ternak, Soekarwo menjamin jika hingga saat ini stok ternak di Jawa Timur masih sangat mencukupi bahkan selalu mengalami surplus.
Dari data yang ada, stok sapi di Jawa Timur mencapai 4,3 juta ekor dengan kebutuhan konsumsi hanya 5.500 kilogram sehingga jika ditotal pertahunnya masih surplus 1,1 juta ekor. “Belum lagi untuk tahun ini akan lahir setidaknya 1,1 juta ekor lagi peranakan,” kata dia.
Sekadar diketahui untuk kurban tahun ini, Joko Widodo Presiden kembali menyumbangkan satu ekor sapi ke Masjid Al Akbar Surabaya. Tahun ini, Jokowi menyumbangkan satu sapi jenis peranakan ongol seberat 1,1 ton.
Sedangkan Soekarwo, Gubernur Jawa Timur menyumbang sapi jenis simental seberat 950 kilogram dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur menyumbangkan sapi untuk berkurban jenis Limosin seberat 850 kilogram. (fik/dwi)