Sabtu, 23 November 2024

Setahun, Ada Empat Korban Pendaki di Gunung Semeru

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Budi Mulyanto Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah III TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) mengatakan, sampai bulan September tahun ini sudah terjadi tiga kecelakaan yang melibatkan empat pendaki di gunung Semeru.

“Sudah 4 pendaki yang mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di Gunung Semeru. Dua pendaki berhasil ditemukan, seorang pendaki sampai hari ini belum ditemukan dan seorang lagi meninggal dunia karena sakit,” ujarnya kepada Sentral FM, Kamis (15/9/2016).

Menurut catatan TNBTS, kecelakaan pertama menimpa Zirli Gita Ayu Safitri (17) pelajar asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon dan Supyadi (27) asal Blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon pada Mei lalu.

“Keduanya tersesat setelah melakukan pendakian ke puncak Mahameru bersama 4 pendaki lainnya. Tapi, kedua pendaki asal Cirebon ini berhasil ditemukan selamat dalam 7 hari pelaksanaan Open SAR,” katanya.

Kecelakaan kedua dialami Lionel Du Creaux (26), pendaki asal Swiss yang tersesat setelah melakukan pendakian ke puncak Mahameru bersama teman wanitanya, Alice Guignard asal Perancis, pada bulan Juni lalu.

Hingga kini, survivor pendaki asal Swiss ini masih belum ditemukan, meskipun personil gabungan telah melakukan Open SAR dalam waktu yang cukup panjang.

“Sampai saat ini, kami juga terus melakukan pencarian kendati tidak dalam bentuk Open SAR. Kalau ada informasi terkait keberadaannya, kami langsung turun untuk melakukan pengecekan lapangan. Tapi, kami masih belum berhasil menemukan keberadaannya hingga memasuki bulan ketiga hilangnya Lionel Du Creaux ini,” jelasnya.

Peristiwa kecelakaan terakhir dialami pendaki Zimam Arofiq (24), asal Jl. WR Supratman Nomor 123 RT-05/RW-12, Kelurahan Panjang wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kemarin. Korban Zimam yang melakukan pendakian bersama 7 rekan pendaki lainnya, mengalami sakit kepala berat saat berniat menakhlukan puncak Mahameru.

Terkait potensi terjadinya kecelakaan yang dialami pendaki saat melakukan ekspedisi di Gunung Semeru ini, Budi Mulyanto mengingatkan, sebenarnya wisata pendakian dikatakan sebagai wisata khusus, berarti tidak semua orang memiliki kemampuan yang benar-benar safety untuk melakukannya.

“Yang terjadi adalah, kebanyakan pendaki pemula berangkat mendaki begitu saja, tanpa mempersiapkan kondisi fisiknya. Padahal ketika melakukan pendakian, mereka akan dihadapkan kondisi medan dan cuaca yang tidak bisa diterka. Sehingga kondisi fisik pendaki menjadi kunci utama,” katanya. (her/bid)

Teks Foto :
– Budi Mulyanto Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah III TNBTS di Lumajang.
– Potret evakuasi jenasah Zimam Arofiq, korban pendaki Gunung Semeru asal Pekalongan yang meninggal di Kalimati.

Foto : Sentral FM.

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
30o
Kurs