Sabtu, 23 November 2024

Sudah Tidak Muda, Atlet ini Menjadi Unggulan Jatim Raih Medali Emas

Laporan oleh Tito Adam Primadani
Bagikan
Dr Ir Ananta Sigit Sidarta atlet Bilyard asal Jatim ini meskipun tidak lagi muda, namun menjadi unggulan Jatim meraih medali emas PON XIX Jabar. Foto : Budi Suara Surabaya

Dr Ir Ananta Sigit Sidarta atlet Bilyard asal Jatim ini menyita perhatian banyak orang. Dengan umurnya yang mencapai 67 tahun dan sudah tidak lagi muda, dia menjadi atlet unggulan Jatim tahun ini. Selain menjadi atlet bilyard asal Jatim, ternyata dia adalah seorang dosen ITS Surabaya.

“Snooker spesialis di Jatim itu saya. Saya sebenarnya dipaksa Pak Toni (Pelatih Tim Bilyard Jatim) untuk main satu kali lagi,” kata Ananta kepada Budi Leksono reporter Radio Suara Surabaya di komplek GOR Siliwangi Bandung, Jabar, Rabu (21/9/2016).

Menurutnya, di Jatim belum ada pembibitan atlet bilyard. Selain itu, kata Ananta, dirinya dianggap mempunyai rekam jejak yang kemungkinan masih bisa memenangi pertandingan di PON XIX ini.

“Pada pertandingan PON yang mempertandingkan cabor bilyard sejak 1977 saya selalu dapat emas. Selain itu, untuk penghargaan internasional saya mendapatkan 3 medali emas pada Sea Games, yaitu 2 medali emas Sea Games Jakarta 1987, serta 1 medalu emas dan 1 medali perunggu di Sea Games Jakarta 1997,” ujarnya.

Ananta mengatakan, dia tidak menemui kendala dalam bertanding meskipun usianya sudah tidak lagi muda. Menurutnya, pengalaman yang dimilikinya menentukan dirinya tidak gemetar dalam bertanding.

“Guru saya dulu mengajarkan, kalau mau bermain bilyard sama seperti mengendarai mobil, harus hati-hati. Karena itu saya selalu berhati-hati dan tidak gemetar. Saya sempat berpikir serius malah saya bermain jelek,” katanya.

Dia juga mengatakan, asalkan dia tidak kelaparan dan tidak kurang tidur, dia tidak akan gemetar saat bertanding.

Pertandingan pertama, kata Ananta, biasanya adalah pertandingan pemanasan. Namun, ternyata dia ditandingkan dengan lawan terberatnya. Hal itu, kata Ananta agar dirinya kalah terlebih dahulu, sehingga tuan rumah Jabar bisa melanjutkan pertandingan dan mendapatkan medali emas.

“Menurut saya lawan saya pada pertandingan awal kemarin adalah lawan terberat saya, padahal seharusnya pertandingan awal merupakan pertandingan pemanasan. Harapannya, saya kalah terlebih dahulu dan tidak ketemu dengan tim tuan rumah. Karena selama ini Jabar belum pernah menang lawan saya,” kata Ananta.

Ternyata, tim tuan rumah mengalami kekalahan pada pertandingan awal tersebut. Ananta juga mengatakan, bahkan orang yang mengalahkannya akhirnya juga mengalami kekalahan pada pertandingan selanjutnya.

“Karena pertandingan saya ini memakai sistem gugur, sehingga memungkinkan yang berada di posisi bawah bisa naik dan memenangkan pertandingan. Sedangkan apabila pertandingan ini dibuat sistem kompetisi, atlet yang mempunyai banyak pengalamanlah yang menang,” ujarnya.

Dia bercerita, saat PON 2008 lalu, dirinya berhasil meraih medali emas, sedangkan di posisi kedua diraih Jabar dan diposisi ketiga diraih oleh Papua.

Untuk pertandingan selanjutnya, Ananta menyerahkan sepenuhnya pada kemampuan dirinya dan melihat hasilnya nanti. (bud/tit/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs