Bencana longsor hampir terjadi setiap tahun di Jawa Timur seperti di Pacet, Jember, Jombang, Pacitan dan Magetan. Jawa Timur juga berpotensi mengalami bencana seperti Garut dan Sumedang.
Amien Widodo Pakar Geologi mengatakan, studi yang dilakukan timnya di beberapa tempat yang terjadi longsor menunjukkan adanya perubahan penggunaan fungsi ribuan hektar lahan tanah.
Idealnya, kata dia, tanah itu dipegang oleh akar-akar pohon. Kalau pohonnya hilang otomatis akarnya juga hilang sehingga tinggal menunggu pemicunya saja untuk longsor. “Kalau masuk ke sungai bisa menjadi banjir bandang,” kata Amien pada Radio Suara Surabaya, Kamis (22/6/2016).
Kata Amien, peta rawan bencana sudah dibuat PVMBG dan sudah disebarluaskan. Selain melakukan reboisasi, BPBD juga harus melihat langsung ke tempat-tempat yang mempunyai risiko bencana. “Misalnya risiko longsor itu jatuh ke mana. Kalau menuju ke permukiman harus dilakukan antisipasi atau menuju ke tanah kosong yang dampaknya tidak begitu fatal,” ujar dia.
Kadang, kata dia, kita terlalu mengandalkan alat-alat deteksi longsor. Tapi harus juga diimbangi dengan adanya latihan bagaimana mengantisipasi bencana longsor.
“Selain alat harus canggih, SDM juga harus terlatih. Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana harus dilatih bagaimana mengantisipasi bencana,” katanya. (dwi/ipg)