Brigadir Jenderal Arnek dela Vega komandan pasukan Filipina mengatakan, Kelompok militan Abu Sayyaf membebaskan Herman bin Manggak, WNI yang disandera mereka di sebuah pulau terpencil di Filipina selatan.
Pembebasan Herman terjadi beberapa hari setelah enam sandera diserahkan kepada Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang telah menandatangi kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina, seperti dikutip dari Reuters.
Arnek dela Vega juga mengatakan, Herman bin Manggak dibebaskan Abu Sayyaf Rabu (21/9/2016) kemarin, untuk diserahkan kepada MNLF yang kemudian diserahkan kepada tentara Filipina sehari kemudian
“Pelepasan korban adalah hasil operasi militer yang fokus tanpa lelah, bersama dengan upaya dari berbagai pihak, khususnya pemerintah lokal Sulu dan pemangku kepentingan lainnya,” kata dela Vega seperti dilansir dari Antara.
Dela Vega mengaku tak memiliki informasi apakah uang tebusan telah dibayarkan untuk pembebasan sandera ini, kendati sudah umum diketahui bahwa tidak ada sandera yang dibebaskan Abu Sayyaf tanpa membayar uang tebusan.
Sandera berusia 30 tahun itu meminta makan dan tetap bersemangat begitu tiba di sebuah pangkalan militer Kamis ini, kata juru bicara tentara Filipina.
Pekan lalu, Abu Sayyaf, yang dikenal suka menculik, memeras dan memenggal kepala sandera di wilayah selatan negeri bermayoritas Kristen Katolik itu, telah membebaskan tiga sandera Indonesia, dua warga Filipina dan seorang warga Norwegia di Pulau Jolo.
Sandera Norwegia diculik dari sebuah resort di Pulau Samal di Davao del Norte bersama seorang warga Filipina yang sudah lebih dulu dibebaskan, dan dua warga Kanada yang kemudian dieksekusi kelompok militan itu.
Abu Sayyaf masih menyandera 15 orang, meliputi lima WNI, lima warga Malaysia, empat orang Filipina dan seorang warga Belanda. (ant/tit/rst)