Senin, 25 November 2024

BPBD Lumajang Fokus Antisipasi Banjir di 11 Kecamatan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Sebanyak 11 Kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang rawan banjir. Hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur beberapa Kecamatan di Lumajang, termasuk Kecamatan yang rawan banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memfokuskan antisipasi bencana banjir di Lumajang.

Hendro Wahyono Plt Kepala BPBD Kabupaten Lumajang mengatakan, ada tiga jenis potensi banjir yang bisa terjadi. Banjir lahar di Daerah Aliran Sungai (DAS) kantong lahar Gunung Semeru, banjir genangan akibat luapan sungai, serta banjir rob akibat hempasan gelombang pasang yang berpotensi merendam wilayah pemukiman dan lahan pertanian di sepanjang pesisir selatan.

“11 Kecamatan itu, Senduro, Pasrujambe, Pronojiwo, Candipuro, Tempursari, Pasirian, Tempeh, Yosowilangun, Rowokangkung, Kota Lumajang dan Jatiroto. Ini kecamatan yang rawan bencana banjir,” katanya.

Untuk wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Pronojiwo dan Candipuro berpotensi terdampak bencana banjir lahar dingin dari DAS Semeru. Sedangkan banjir genangan berpotensi terjadi di wilayah Kecamatan Rowokangkung, Kota Lumajang dan Jatiroto.

“Untuk wilayah Kecamatan Tempursari dan Yosowilangun berpotensi terjadi banjir rob akibat hempasan gelombang pasang. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, di kedua wilayah Kecamatan itu terus-menerus tergenang banjir akibat cuaca ekstrem di pantai selatan,” ujarnya.

Akibatnya, masih menurut Hendro Wahyono, pemukiman warga dan ratusan hektar sawah juga rusak akibat banjir rob. Bahkan, 60 hektar sawah di wilayah Kecamatan Tempursari saat ini hilang dan berubah menjadi pesisir pantai.

“Untuk mengubah lahan yang terlanjur rusak, tentu bukan perkara mudah karena arealnya sudah menjadi hamparan pesisir pantai. Kerugian akibat banjir rob ini mencapai ratusan juta rupiah dan sampai saat ini masih ditangani bersama aparatur Kecamatan,” terangnya.

Menilik tingginya potensi bencana banjir ini, BPBD Kabupaten Lumajang telah menetapkan status Siaga Bencana Banjir di 11 wilayah Kecamatan yang rawan tersebut. Berdasarkan penetapan status tersebut, pemantauan potensi bencana dilakukan lebih ketat lagi.

“Kami sudah mengerahkan relawan untuk melakukan pemantauan di 11 wilayah Kecamatan yang rawan. Bahkan, kami juga melakukan sinergi pemantauan bersama pihak Kantor Pengendalian Lahar Proyek Gunung Semeru BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas di Lumajang, khususnya untuk memantau potensi bencana lahar dingin di DAS Semeru,” katanya.

Kantor Pengendalian Lahar Proyek Gunung Semeru BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas di Lumajang memiliki detektor banjir yang dioperasionalkan di beberapa titik DAS Semeru yang mencakup aliran sungai Kaliglidik, Kalirejali, Kalimujur, Kalipancing, Besuk Sat dan Besuk Kembar.

Detektor ini akan memantau pergerakan debit air di DAS Semeru yang dipengaruhi curah hujan di puncak. Sehingga bisa diukur debit lahar yang meluncur dari hulu menuju wilayah hilir sungai.

“Hanya saja, saat ini beberapa unit detektor banjir kondisinya rusak karena peralatannya dicuri orang. Ini yang cukup memprihatinkan, karena sebenarnya peralatan tersebut sangat vital untuk mengurangi dampak resiko bencana demi keselamatan masyarakat. Terutama mereka yang beraktivitas di sepanjang DAS Semeru. Sebab, peralatan ini sekaligus early warning system sebagai peringatan dini bagi warga, bebernya.

Kebutuhan perangkat detektor banjir ini, lanjut Hendro Wahyono, sangat vital untuk ditambah di wilayah Lumajang. Idealnya, BPBD membutuhkan 30 unit detektor untuk memantau potensi bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi, terutama saat intensitas hujan tinggi.

Namun saat ini hanya terdapat beberapa detektor banjir saja, yang dioperasionalkan Kantor Pengendalian Lahar Proyek Gunung Semeru BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas di Lumajang. “Jumlahnya kalau tidak salah sekitar 6 unit saja. Padahal untuk wilayah Lumajang kebutuhan idealnya 30 unit,” jelasnya.(her)

Teks Foto:
– Banjir di Lumajang.
– Plt Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs