Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (Fikom UKWMS) berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya gelar serangkaian acara memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia.
Mulai dari Talkshow, Kompetisi Poster, Kompetisi Cosplay, Menghias Pouch dan Coswalk digelar dan berlangsung mulai Kamis (21/11/2019) dan Jumat (22/11/2019), bertempat di auditorium Grand City Mall, Surabaya.
Bertema: Be a Warrior Not a Worrier para mahasiswa ingin menggambarkan pemberian semangat kepada para perempuan untuk tidak khawatir dan menjadi pahlawan dalam memerangi kanker.
Sambutan Drs. Kuncoro Foe., G.Dip.Sc., Ph.D., Apt., Rektor UKWMS, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi adanya gerakan untuk masyarakat lebih sadar terhadap penyakit kanker, ditandai sebagai rangkaian pembuka kegiatan.
“Sungguh luar biasa acara ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada tidak hanya perempuan saja, tetapi kepada masyarakat luas mengenai pentingnya kesehatan terutama pada wanita, terkait kanker, khususnya kanker payudara,” terang Kuncoro.
Chusnur Ismiati Hendro Gunawan Ketua DWP Kota Surabaya menambahkan bahwa setiap wanita sebagai sesama perempuan seharusnya saling memberikan dukungan sekaligus support kepada sesamanya jika terserang kanker.
“Setiap wanita harus saling mendukung dan saling memberikan semangat terutama untuk teman-teman yang terkena kanker,” ujar Chusnur Ismiati Hendro Gunawan.
Menandai seremonial pembukaan kegiatan, Dra. Hj. Fatma Syaifullah Yusuf, Chusnur Ismiati, dan Kuncoro Foe, Kamis (21/11/2019) memukul alat musik Jimbe menandai dimulainya seluruh rangkaian kegiatan yang dijadwalkan berakhir pada Jumat (22/11/2019).
Talkshow dengan tema: U-Cancervive dengan pembicara Dra. Hj. Fatma Syaifullah Yusuf dari Fatma Foundation, dr. Dwirani Rosmala Pratiwi, Sp. B., dari Rumah Sakit Onkologi Surabaya dan dimoderatori oleh Dosen Fikom UKWMS, Putjok Rizaldi, menandai dimulainya kegiatan.
Fatma menjelaskan bahwa tujuan mendirikan Fatma Foundation adalah memberikan pelayanan kesehatan dengan biaya yang lebih murah dan memberikan edukasi pada generasi milenial.
“Fatma Foundation memberikan tak hanya edukasi tetapi juga pelayanan pap smear. Kami juga berfokus pada pencegahan dan memberikan program deteksi dini seperti pengecekan leher rahim dan kondisi kesehatan payudara. Kini kami sudah berkeliling di Surabaya, Sidoarjo, Jombang,” terang Fatma Syaifullah Yusuf.
Dokter Dwirani atau yang akrab disapa dokter Wiwin menambahkan, melakukan pengecekan pada payudara paling baik dilakukan satu bulan sekali terutama satu minggu setelah selesai haid.
Melakukan gerakan Periksa Payudara Sendiri (Sadari) sangat penting untuk mengetahui kondisi payudara kita terdapat benjolan asing atau tidak.
“Jangan sampai kalau sudah ada gejala, atau sudah parah seperti payudara mengeluarkan cairan baru dibawa ke rumah sakit. Atau bisa juga langsung kedokter, karena dokter lebih peka. Dan perlu diperhatikan apabila dalam keluarga inti adalebih dari satu orang yang terkena kanker,” kata dokter Wiwin.
Terlebih generasi millennial harus menjaga pola hidup dan makannya agar tidak memicu timbulnya kanker, seperti kurangi makana nolahan dan manis. Dokter Wiwin bahkan mengungkapkan bahwa pria juga memiliki potensi terkena kanker payudara.
Kanker payudara merupakan satu diantara penyakit kanker yang rawan dialami perempuan. Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk.(tok/rst)