Jumat, 22 November 2024

Peningkatan Status, Bromo Tetap Indah Dinikmati

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Warga Suku Tengger, yang tinggal di dekat Gunung Bromo menantikan lemparan sesaji.
(Foto: Dok/Bruriy suarasurabaya.net)

Badan Geologi Kementerian ESDM Naikkan status Gunung Bromo dari waspada level II menjadi siaga level III. Kenaikan status ini dilakukan sejak Senin (26/9/2016) pukul 06.00 WIB.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, konsekuensi dari kenaikan status Siaga maka masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengujung atau wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Gunung Bromo. “Wisatawan tidak boleh mengunjungi obyek wisata puncak kawah Bromo dan Lautan Pasir,” kata Sutopo.

Menurut dia, sejak 24 September 2016, telah terjadi peningkatan signifikan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus. Selama periode September 2016 juga sering terdengar suara gemuruh dari kawah Gunung Bromo, diikuti oleh keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi 50-900 m, dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah.

Bahkan seismik pada Minggu (25/9/2016) juga menunjukkan tremor vulkanik menerus dengan amplituda dominan 4 mm. Aktivitas kegempaan, yang didominasi oleh Gempa Vulkanik Dangkal (VB), getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi.

“Potensi erupsi magmatik juga menerus masih dapat terjadi, yang dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa  hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi,” kata Sutopo.

Meski dalam status siaga, namun BNPB minta masyarakat di sekitar Gunung Bromo tetap tenang namun diminta untuk menghindari beraktifitas di radius 2.5 km dari kawah aktif.

Saat ini, BNPB juga terus melakukan koordinasi dengan PVMBG, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Probolinggo, Malang dan Pasuruan tentang aktivitas Gunung Bromo. “Belum perlu ada pengungsian,” ujarnya.

Hingga saat ini, wisatawan masih tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo. Wisatawan dari Pasuruan dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru dari Tosari dan Penanjakan. Dari Probolinggo pemandangan dapat dilihat dari Ngadasari. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari B29. Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman.

Dengan kenaikan status Siaga ini diharapkan tidak menyurutkan wisatawan berkunjung. Erupsi Bromo dapat dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata, khususnya untuk melihat keindahan asap letusan yang keluar dari dalam kawah Bromo.

“Ini adalah peluang daya tarik sendiri dari Gunung Bromo. Tidak perlu ditakuti, asal wisatawan berada pada tempat yang aman yaitu di luar radius 2,5 km,” kata Sutopo.

Material vulkanik yang keluar dari kawah Bromo seringkali membentuk berbagai karakter, seperti harimau, wayang, elang, payung, hingga munculnya pelangi sesaat setelah dentuman dan kepulan asap keluar dari kawah. (fik/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs