Aktivitas Gunung Bromo kembali bergejolak, hingga dinaikkan statusnya dari Waspada menjadi Siaga oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi) Bandung terhitung sejak hari ini, Senin (26/9/2016) pukul 06.00 WIB.
Status aktivitas vulkanik Gunung berketinggian 2.329 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut dilakukan, setelah terjadinya peningkatan kegiatan kegempaan baik tremorharmonik, vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal. Hal itu disampaikan DR I Gede Suantika Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi PVMBG Bandung kepada Sentral FM.
Dikatakannya, status Gunung Bromo selama ini Waspada, dengan rata-rata tremor 1 milimeter. “Namun sejak Sabtu kemarin mulai muncul rentetan gempa vulkanik dangkal sebanyak 63 kali kejadiannya. Gempa vulkanik dangkal disusul gempa tremor dengan amax 4 milimeter. Dan kegiatan itu berlanjut sampai tadi malam,” katanya.
Selain itu, masih menurutnya, sinar api beberapa hari lalu juga terdeteksi. Meski sejauh ini belum terjadi lontaran batuan pijar (lapili, red) dari dalam kawah gunung yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Malang tersebut. “Belum ada lontaran batuan pijar, karena sejauh ini teramati masih jatuh di dalam kawah,” paparnya.
Dengan peningkatan aktivitas vulkanik kali ini, Gede Suantika mengungkapkan, jika pihaknya mengamati adanya potensi letusan yang snagat tinggi. Dan letusan itu bisa terjadi secara tiba-tiba dan massive.
“Kami memprediksi kemungkinan terjaidnya letusan tiba-tiba yang kali ini bisa terjadi. Untuk itu, rekomendasi PVMBG adalah perluasan daerah bahaya ini dari 1 kilometer menjadi 2,5 kilometer. Sebab, letusan tiba-tiba yang tingginya bisa mencapai 2.000 meter bisa melontarkan kerikil panas atau batuan lapili dengan rasius 1 kilometer hingga 2,5 kilometer,” terangnya.
Hanya saja, sejauh ini dari pengamatan yang dilakukan PVMBG, belum muncul hujan abu. “Karena yang bergejolak di dalam kawah saja. Kami juga memprediksi, aktivitas ini akan turun kalau kegempaan tremornya. Kalau gempa tremor turun 1 milimeter lagi atau 0,5 milimeter lagi, minggu depan bisa kita turunkan statusnya menjadi Waspada kembali,” urainya.
Dalam kesempatan ini, I Gede Suantika menjelaskan, sebelum peningkatan status Siaga kali ini, aktivitas Gunung Bromo terpantau adanya kepulan asap putih terus. Sedangkan kepulan asap yang mengeluarkan abu, mulai agak berhenti selama sebulan ke belakang.
“Namun peningkatan status ini menandakan, siklus erupsi Gunung Bromo sama dengan yang terjadi pada tahun 2.000 lalu. Dengan peningkatan status ini, Bromo memang memiliki siklus ngepul-ngepul. Dimana, tahun 2.000-an lalu Bromo pernah meletus tiba-tiba. Setelah itu Bromo mengepul terus sampai hari ini. Kita takutkan, keberadaan vulkanik dangkal kemarin itu, bisa memicu letusan seperti tahun 2.000-an. Potensi letusan ini tinggi,” ujarnya.
Dengan potensi bahaya seperti itu, PVMBG menurunkan 3 orang personel Tim Vulkanolog ke Gunung Bromo untuk melakukan pengamatan yang lebih detail lagi. “Selain itu, kita melakukan koordinasi dengan stake holder setempat, termasuk BPBD untuk memastikan zona bahaya dipatuhi. Kami mengimbau masyarakat dan wisatawan mematuhinya dan tetap tenang,” katanya.
Dari pengamatan rutin aktivitas vulkanik Gunung Bromo selama 24 jam terakhir, asap kawah teramati putih tipis-tebal dengan tekanan lemah-sedang. Ketinggian asap berkisar 50-600 meter dari puncak kawah kearah Barat-timur. Selain itu, tercium juga bau belerang ringan dari arah kawah yang cukup menyengat.
Dari pengamatan seismik kegempaan tremor terpantau berada pada Amax 0.5 milimeter sampai 22 milimeter dan dominan pada 4 milimeter. Secara visual, cuaca terpantau cerah-mendung dan angin tenang-sedang dengan suhu berkisar antara 10 sampai 18 deajat celcius. “Kesimpulannya, status Gunung Bromo Siaga dan kami melarang masyarakat atau wisatawan memasuki kawasan dalam radius 2.5 km dari kawah aktif,” pungkas I Gede Suantika. (her/dwi)