Sabtu, 23 November 2024

Warga Sekitar Padepokan Kanjeng Dimas akan Mendapatkan Rehabilitasi

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Taat Pribadi saat membagikan sejumlah uang kepada warga sekitar padepokannya. Foto : dimaskanjengtaatpribadi.com

Setelah penangkapan Taat Pribadi pemilik Padepokan Kanjeng Dimas terkait pembunuhan Abdul Ghani dan Ismail, pihak kepolisian juga memikirkan mengenai dampak sosial terhadap warga tinggal di sekitar padepokan.

Meskipun beberapa warga turut menjadi korban, namun mereka tetap memilih tinggal di sekitar padepokan. Untuk itu, rehabilitasi akan diberikan kepada warga sekitar padepokan.

Irjen Pol Anton Setiadji Kapolda Jatim mengaku sudah menginstruksikan Kapolres Probolinggo untuk berkoordinasi dengan mengumpulkan para Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) wilayah Probolinggo. Nantinya, pembahasan dengan Forpimda akan fokus mengenai dampak sosial pada masyarakat yang tinggal di sekitar dekat dengan Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi (PKDTP).

“Bila perlu Kapolda yang turun langsung ke lokasi, untuk penanganan rehabilitasi. Karena, sebagian besar orang yang tinggal di sekitar padepokan bukan masyarakat Jawa Timur,” kata Irjen. Pol Anton Setiadji, Senin (26/9/2016).

Selain itu, Anton juga berencana akan menemui Gubernur Jawa Timur dan Pangdam V Brawijaya. Sebab, nantinya perlakuan masyarakat yang tinggal di dekat sekitar Padepokan, dimungkinkan akan seperti kelompok Gafatar.

“Perlakukan itu dilakukan, karena mereka semuanya itu bukan warga Jawa Timur. Jadi ini yang akan dibahas nanti. Untuk masalah hukumnya sudah tidak ada masalah. Karena, sudah jelas sebagai otak pembunuhan,” ujar Irjen Pol Anton Setiadji.

Sekadar diketahui, Taat Pribadi ditangkap berdasarkan laporan dari polisi yang ada di Probolinggo, pada bulan Juli 2016. Berawal dari laporan orang hilang, akhirnya diketahui Abdul Gani dan Ismail menjadi korban pembunuhan.

Dalam penyelidikan pihak kepolisian, diketahui pelaku pembunuhan adalah anak buah Taat Pribadi. Akhirnya polisi menangkap sepuluh orang terkait pembunuhan itu. Setelah penangkapan itu, polisi mengetahui Taat Pribadi menjadi otak pembunuhan.

Polisi sudah memberikan surat panggilan sebanyak tiga kali kepada tersangka Taat Pribadi, namun tersangka tidak menanggapi dengan alasan sakit. Mengetahui tersangka berbohong, pihak kepolisian lalu melakukan penangkapan Taat Pribadi di Padepokannya. (bry/tit/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs