Pemukiman warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Rowokangkung terendam banjir hingga ketinggian 100 centimeter. Banjir terjadi setelah aliran sungai Menjangan Mati tidak mampu lagi menamnpung aliran air hingga meluap.
Paryono Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (27/9/2016), mengatakan banjir terjadi sejak Senin (26/9/2016) pukul 21.30 WIB, tadi malam.
“Banjir ini diakibatkan curah hujan yang sangat deras mengguyur sejak pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB. Pada pukul 21.30 WIB, air mulai masuk ke halaman rumah warga di RT-02/RW-01, Dusun Krajan Barat, Desa Rowokangkung. Ketinggian air semakin lama bertambah tinggi, hingga mencapai 100 cm,” katanya.
Tidak hanya rumah warga saja yang terendam, karena puluhan hektar lahan pertanian di sana juga turut terendam banjir. Dari data melalui assesment BPBD di lapangan, jumlah pemukiman warga yang terdampak banjir mencapai 17 KK.
“Sejauh ini tidak ada warga yang mengungsi dan tidak sampai ada korban. Kami masih terus melakukan assesment di lapangan yang dilakukan personel TRC (Tim, Reaksi Cepat) Bencana. Dan dari laporan sementara, ketinggian air sampai siang ini belum surut. Masih mencapai antara 70 cm hingga 100 cm. Apabila cuaca cerah, air diperkirakan baru bisa surut besok siang,” paparnya.
Untuk menangani banjir ini, Paryono menjelaskan, pihaknya sebenarnya telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya dengan melakukan normalisasi sungai, pembenahan tanggul dan plengsengan sungai. “Hanya saja, aliran sungai memang debitnya besar hingga tidak tertampung lagi lalu meluap,” ujarnya.
Sementara itu, bencana lainnya adalah longsor akibat plengsengan sungai yang terkikis hingga mengakibatkan separuh badan jalan di Dusun Ledok, Desa Banjarwaru, Kecamatan Kota Lumajang ambrol. Padahal, plengsengan sungai ini maish baru dibangun, namun tak mampu menahan derasnya aliran sungai yang debitnya meningkat setelah diguyur hujan deras.
“Dari pendataan di lapangan, plengsengan yang ambrol sepanjang 25 meter dengan tinggi 5 meter dan lebar 1 meter. Setelah plengsengan ini ambrol, badan jalan aspal juga ikut ambrol hingga separuh. Sebagai pengamanan, kami memasang rambu atau garis BNPB Line di lokasi. Agar masyarakat dan pengendara yang melintas lebih waspada,” demikian pungkas Paryono. (her/dwi)
Teks Foto :
1. Banjir yang menggenangi pemukiman warga di Dusun Krajan Barat, Desa Rowokangkung, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang.
2. Separuh badan jalan di Desa Banjarwaru, Kecamatan Kota Lumajang yang ambrol setelah plengsengan terkikis aliran sungai.
Foto : Sentral FM