Pada Kamis sore (21/11/2019) kemarin, Joko Widodo Presiden memperkenalkan 7 anggota staf khusus (Stafsus) yang berasal dari kaum milenial di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta. Beberapa nama yang diperkenalkan rata-rata berusia 20-30an tahun. Bahkan, anggota staf khusus termuda berusia 23 tahun.
Bobby Meidrie Founder Transformation Indonesia mengatakan, Jokowi mengisyaratkan banyak pesan tentang strategi yang ingin ia capai di periode kedua ini. Salah satunya dengan membuka ruang selebar-lebarnya bagi anak muda untuk menentukan arah kemajuan Indonesia.
“Saya melihat, ketujuh anak muda ini prestasinya luar biasa. Bahkan termuda usia 23 tahun. Presiden Jokowi sebetulnya ingin menunjukkan ke masyarakat, bahwa yang muda agak maju ke depan,” kata Bobby kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (21/11/2019).
Pesan itu juga terlihat saat Jokowi selesai memperkenalkan ketujuh stafsus milenialnya. Ia mengatakan kepada para wartawan “Silahkan tanya ke yang muda-muda,” lalu bergeser ke posisi ke samping barisan, tepatnya di sebelah paling kiri ujung.
Menurut Bobby, ini menunjukkan bahwa Jokowi telah menyediakan panggung kepada anak muda untuk berinovasi dan ikut dalam membangun bangsa di struktur pemerintahan.
“Ini seperti Presiden bilang ‘sudah, saya tinggal mendampingi saja, ini saya siapkan relnya’… Pak Presiden ingin menyampaikan pesan, bahwa merekalah yang memegang peranan 5 tahun kedepan. Tidak bisa dipungkiri, sekarang anak-anak muda lah yang diberi panggung,” tambahnya.
Jokowi Presiden berdiri di paling kiri ujung untuk mempersilahkan ketujuh anggota staf khusus melakukan tanya jawab dengan wartawan. Foto: youtube/Sekretariat Presiden
Bobby juga menjelaskan, ketujuh stafsus milenial ini mayoritas bergerak di bidang pendidikan dan teknologi. Menurutnya, ini sebagai pesan bahwa Jokowi ingin memaksimalkan sektor pendidikan dengan kemajuan teknologi.
Apalagi ditambah dengan dimasukkannya staf khusus di bidang disabilitas, pemuda Papua, dan santri. Menurutnya, ini untuk memeratakan peningkatan pendidikan dan inovasi di segala lini. Dengan begitu, sinergitas ini akan berujung pada peningkatan ekonomi bangsa.
“Staf khusus ini saya lihat untuk menyinergikan dengan Menteri Pendidikan. Daya saing akan naik kalau produktifitas naik. Nah itu pasti ada pendidikan. Terbukti ada (founder) Ruang Guru, disabilitas, pemuda Papua. Presiden ingin mendobrak sekat-sekat dan mengangkat ekonomi Indonesia,” paparnya.
Ketujuh anggota staf khusus dari kalangan milenial ini memiliki sederet prestasi. Masing-masing adalah Angkie Yudistia (32) Pendiri Thisable Enterprise, Aminuddin Ma’ruf (33) Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2017, Adamas Belva Syah Devara (29) Pendiri Ruang Guru, dan Ayu Kartika Dewi (36) Perumus Pergerakan Sabang Merauke. Kemudian, Putri Indahsari Tanjung (23) CEO dan Pendiri Creativepreneur, Andi Taufan Garuda Putra (32) CEO Amarta, dan Gracia Billy Mambrasar (31) pemuda asal Papua yang mendapat beasiwa di Universitas Oxford.
Dengan diangkatnya ketujuh anak muda ini untuk menjadi pendamping Presiden, Bobby berharap, hal ini juga dapat memicu semangat anak muda Indonesia yang lain untuk terus berkarya tanpa takut gagal. Ini dikarenakan anak muda memiliki energi dan ide-ide segar yang diperlukan bangsa Indonesia untuk melakukan dobrakan-dobrakan yang out of the box.
“Anak-anak muda itu caranya ya lakukan saja dulu. Mereka punya energi, punya passion, impian, social movement. Lakukan saja, tidak perlu takut salah. Nanti sambil berjalan kan ada evaluasi. Jangan terlalu banyak berfikir. Kalau punya ide, bikin prototipe, langsung jalan,” imbuhnya.(tin/ipg)