Tidak hanya warga di seputar Kecamatan Gading, bahkan warga dari Kota Probolinggo berduyun-duyun datang ke lokasi Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Minggu (2/10/2016).
Sejak di Pasar Wangkal, dampak kemacetan kendaraan akibat banyaknya warga yang hendak menyaksikan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah tampak.
Baik kendaraan roda empat maupun roda dua berdesak-desakan di pertigaan pasar yang sempit ini. Belum terhitung kendaraan warga sekitar dan pengunjung pasar.
Setelah Pasar Wangkal, lalu lintas kembali lancar. Masuk lokasi Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, melewati gapura bertulisan nama padepokan, antrean kendaraan mulai terlihat di depan lahan kosong milik padepokan.
Tepat di depan pendapa dekat Aula sekaligus Asrama Putra Padepokan, ada kerumunan warga melihat-lihat suasana di padepokan yang sudah sepi. Mereka tidak lagi bisa masuk seenaknya seperti Kamis (29/9/2016) lalu.
Beberapa petugas kepolisian memberikan batas tali menghalau warga agar tidak masuk ke dalam padepokan.
Sementara, kendaraan di jalan yang cukup sempit itu mengantre untuk bisa melintas. Mobil-mobil yang lewat mencari tempat parkir, suasana di jalan itu menjadi sangat padat. Situasi ini dimanfaatkan oleh para pedagang. Mulai pedagang es krim, bakpao, hingga cilok.
Fauzi, Warga Wonoasih, Kota Probolinggo Barat berada diantara warga yang berdesakan. Dia datang ke lokasi Padepokan bersama keluarganya. Baik istrinya, maupun kedua anaknya.
“Ya, pengen tahu di sini seperti apa. Karena kan sering masuk tivi,” katanya lalu tertawa.
Fauzi mengaku sebelum kasus Taat Pribadi ini menjadi bahan pemberitaan dia memang sudah sering mendengar mengenai Padepokan ini.
“Yayasan ini pernah mengadakan penerimaan dan penyaluran Zakat Mal di Lapangan Wangkal. Ya, ya, dengar juga soal penggandaan uang itu, tapi saya tidak terlalu tertarik,” katanya.(den/iss)
Teks foto:
– Kerumunan warga yang ingin menyaksikan suasana di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Foto: Denza Perdana suarsasurabaya.net