Din Syamsudin Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia menilai, apa yang dilakukan oleh Taat pribadi selaku Pengasuh di Padepokan Dimas Kanjeng, menunjukkan bertentangan dengan karakteristik umat islam.
Terlebih dengan dalih mempunyai kesaktian atau karomah yang mampu dengan menggandakan uang dengan jumlah besar.
“Kalau dilihat seperti mampu menggandakan uang dan mengumpulkan uang dengan jumlah besar, ini sudah jelas dikatakan motif ekonomi. Dan tidak ada kaitannya dengan agama,” kata Din Symasudin disela menghadiri acara peringatan tahun baru islam di Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (2/10/2016).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut menjelaskan, motif itu terlihat karena ada beberapa orang yang menjadi korban penipuan. Maka yang dilakukan Taat Pribadi lebih mengarah kriminilitas.
Untuk itu, tidak ada kata pilihan lain untuk kasus penipuan penggandaan uang, harus diusut dengan tuntas.
“Sebelum korbannya itu makin bertambah banyak. Maka harus diusut sampai tuntas. Terutama mengenai aset ataupun uang itu harus diamankan. Karena ini sudah masuk ranah kriminalitas,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengaku mempunyai karomah dan jin yang mampu menggandakan uang dengan jumlah besar. Namun, saat diminta oleh penyidik untuk mencobanya, ternyata tidak bisa.
Bahkan, saat ini laporan mengenai Taat Pribadi karena kasus penipuan sudah mulai banyak. Hal ini terjadi setelah tertangkapnya Taat Pribadi akibat berawal dari kasus pembunuhan dua pengikutnya, Abdul Gani dan Ismail Hidayat. (bry/tit/iss)