Minggu, 24 November 2024

600 Hektar Lahan Kentang Argosari Kekurangan Benih

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Desa Argosari di Kecamatan Senduro yang berada di lereng Gunung Bromo menjadi sentra penghasil sayuran berkualitas dari wilayah Lumajang. Petani Suku Tengger Desa setempat membudidayakan beragam jenis sayuran, diantaranya kentang, kubis, kol, bawang pre, terong bulat dan cabe terong.

Untuk potensi kentang, petani Argosari membudidayakan di lahan seluas 600 hektar yang merupakan komoditi terbanyak dikembangkan di Desa yang berjuluk Negeri Atas Awan tersebut. “Petani Argosari memang lebih banyak menanam kentang karena keuntungan dari hasil panen tinggi,” kata Wasis (23), salah-seorang petani Argosari kepada Sentral FM, Senin (3/10/2016).

Meski untuk menanam kentang, petani juga membutuhkan biaya besar. Dimana, untuk menanam kentang setiap petak lahan membutuhkan biaya tanam antara Rp4 juta sampai Rp5 juta. “Berbeda dengan tanaman sayuran lainnya. Seperti untuk menanam bawang pre, kubis, kol dan sawi,biayanya berkisar antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta saja untuk setiap petak,” paparnya.

Tingginya biaya tanam ini, masih menurut Wasis, disebabkan petani harus mendatangkan suplai benih dari daerah lain. Meskipun di Desa Argosari terdapat Balai Pembibitan Kentang yang dikelola Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Lumajang, suplai benih dari sana tidak mencukupi.

Balai Pembibitan Kentang hanya mengelola lahan pembvenihan seluas 1 hektar saja. Hal itu tidak sebanding dengan luas lahan budidaya kentang di Desa Argosari yang mencapai 600 hektar.

Kondisi ini diakui Drs H Asat Malik, Mag Bupati ketika melakukan panen kentang di Kebun Pembenihan setempat. Ia meminta agar kendala tersebut segera disikapi Dinas Pertanian untuk mengoptimalkan potensi budidaya sayuran, terutama kentang di Desa Argosari.

“Saya melihat Balai Pembibitan Kantang Desa Argosari hanya ada laahan 1 hektar untuk penangkaran benih kentang. Padahal digunakan untuk kebutuhan 600 hektar lahan pertanian kentang milik warga. Ini sangat jauh dari kebutuhan. Bibit kentang di sini masih bergantung dari daerah lain. Ini yang harus segera ditangani,” jelasnya.

Asat Malik Bupati meminta potensi besar komoditi sayuran yang dihasilkan petani Desa Argosari untuk menjadi perhatian khusus. “Sebab bisnis sayuran yang dikembangkan petani Argosari sangat menjanjikan. Karena, hasil panennya sudah bisa masuk ke swalayan, toko modern dan lainnya di kota-kota besar. Sebab, panen sayuran di Argosari ini sangat berbeda, karena menghasilkan tanaman yang berkualitas baik,” tuturnya.

Selain itu, ia juga meminta petani Argosari memperbaiki pola tanam vertikal yang diterapkan pada lahan sayuran di perbukitan yang membahayakan. Karena pola tersebut rawan memicu longsor, yang disebabkan tidak adanya pepohonan yang ditanam. Selain itu ketika curah hujan tinggi, kontur tanah juga labil sehingga mudah terkikis turun.

“Ini yang menyebabkan kesuburan tanah lambat-laun akan berkurang. Karena lapisan tanah yang subur terkikis ke bawah terus-menerus. Kondisi serupa terjadi di Ranupani, yang tanah perbukitannya terus-menerus terkikis ke danau dan memicu pendangkalan. Kondisi itu harus diperbaiki oleh petani argosari, jika tidak ingin lahan pertaniannya nanti tidak menghasilkan lagi,” pungkas Asat Malik Bupati. (her/dwi)

Teks Foto :
– Lahan pembibitaan benih kentang Desa Argosari yang tidak mampu menyuplai kebutuhan petani setempat.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs