Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jawa Timur pada bulan September tercatat sebanyak 0,16 persen. Dari delapan kota pantauan di Jawa Timur, tujuh kota mengalami inflasi dan hanya satu kota yang mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Jember sebesar 0,22 persen, kemudian Kota Kediri 0,21 persen, lantas Kota Kediri 0,21 persen, Kota Surabaya sebesar 0,18 persen, Kota Malang 0,17 persen dan Kota Madiun 0,16 persen,” kata Teguh Pramono, Kepala BPS Jawa Timur, Senin (3/10/2016).
Selain itu Kabupaten Sumenep tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tercatat terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,14 persen.
Teguh juga mengatakan, dari catatan BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada bulan Agustus yang lalu juga mengalami penurunan sebesar 6,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Jika bulan Juli lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20.424 kunjungan, maka di bulan Agustus tercatat hanya ada 19.029 kunjungan. Dari jumlah ini, kunjungan terbesar tetap berasal dari Malaysia.
Sementara itu dalam kesempatan ini, Teguh juga mengatakan jika dari survei yang dilakukan BPS sepanjang September juga diketahui jika nilai tukar petani Jawa Timur mengalami kenaikan sebesar 1,01 persen. Sementara nilai tukar nelayan mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen. (fik/ipg)