Jumat, 22 November 2024

Swasembada Susu 2029, Khofifah Dorong Perluasan Peternakan Sapi Perah

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur saat melakukan kunjungan kerja ke PT Greenfields Indonesia, di Kabupaten Malang, didampingi Sanusi Bupati Malang dan sejumlah pejabat Pemprov Jatim. Foto: Humas Pemprov Jatim

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan swasembada susu pada 2029. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mendorong perluasan budidaya sapi perah di sejumlah wilayah Jawa Timur.

Sebanyak 80 persen susu untuk memenuhi kebutuhan nasional masih harus didatangkan dari luar negeri alias impor. Begitupun di Jawa Timur. Karena itu Khofifah mendorong perluasan ternak sapi perah.

“Impor susu di Jatim masih sekitar 217 ribu ton. Karena itu kita harus memaksimalkan titik-titik (lahan) yang memungkinkan untuk perluasan budidaya sapi perah,” katanya dalam keterangan pers Jumat (6/12/2019).

Kemarin, Kamis (5/12/2019) Khofifah melakukan kunjungan kerja ke PT Greenfields Indonesia, di Kabupaten Malang, didampingi Sanusi Bupati Malang dan sejumlah pejabat Pemprov Jatim.

Dia sempat melihat proses produksi susu. Dari pembibitan sapi perah unggul, proses pemerahan otomatis tanpa sentuhan tangan, pasteurisasi, sampai proses pengemasan otomatis.

Khofifah pun mendapati, Peternakan sapi perah Greenfields di Malang sudah menerapkan integrated farming yang standarnya setara dengan peternakan sapi perah negara maju.

Untuk mencapai target swasembada susu Jatim pada 2029, Khofifah bilang, sedikitnya butuh 30 ribu ekor sapi perah baru dengan kapasitas produksi susu minimal 20 liter per ekor per hari.

Bila kebutuhan 30 ribu ekor sapi itu terpenuhi, Khofifah mengatakan, Jawa Timur akan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan mensupport kebutuhan susu di provinsi lain di Indonesia.

“Kami berharap, para pengusaha termasuk Greenfields, terus berinvestasi memperluas peternakan sapi perahnya. Bukan cuma untuk kebutuhan industri susu di Jatim, tapi se-Indonesia,” katanya.

Dia contohkan, salah satu hasil kunjungan misi dagang ke Kalimantan Timur yang akan menjadi Ibukota Negara, sebagian besar kebutuhan di Kaltim adalah makanan dan minuman, termasuk susu.

“Hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai Jatim. Kami optimistis, bila pembangunan Ibu Kota Negara dilakukan, kebutuhan logistik termasuk makanan dan minuman akan meningkat. Ini peluang besar untuk Jatim. Jangan disia-siakan,” ujarnya.

Upaya swasembada susu ini, menurut Khofifah, sudah sesuai dengan amanat Joko Widodo Presiden soal pengurangan impor dan mendorong penambahan ekspor dari tanah air.

PT Greenfields Indonesia, kata Khofifah, sudah melakukan amanat presiden karena telah mengekspor susu ke beberapa negara di Asean. Baik Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Singapura.

“Bahkan, di Hongkong, susu Greenfields mampu memenuhi kebutuhan susu di sana sampai 20 persen. Kita masih butuh penguatan. Mari sama-sama menguatkan ekspor demi mengurangi impor,” ujarnya.

Drh. Heru Prabowo Direktur Diary Farm PT Greenfields Indonesia mengatakan, Greenfields mampu memproduksi susu segar sebanyak 225 ton per hari. Jumlah sapinya mencapai 15 ribu ekor.

Setiap harinya, kata Heru, setiap sapi mampu memproduksi 34 liter susu segar atau minimal 20 liter per hari dengan kualitas susu yang bebas zat yang membahayakan bagi kesehatan.

“Di Greenfields, kami terus-menerus menerapkan kontrol yang sangat ketat untuk memastikan kualitas susu kami. Semua susu putih kami bebas zat aditif, pengawet, antibiotik, dan hormon,” katanya.(den/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs