Dukungan Partai Golkar kepada Ahok-Djarot pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta, dinilai beberapa pengamat politik dinilai tidak solid. Di kalangan arus bawah partai berlambang pohon beringin ini, secara terbuka menyatakan tidak akan mendukung Ahok yang didukung oleh Partai Golkar.
DPP Golkar di arus bawah partai menilai dukungan itu hanya untuk kepentingan elit partai dan bukan untuk kepentingan rakyat.
Sementara itu, Ahmad Dolli Kurnia serta Dedi Arianto kader muda Golkar mendesak DPP Partai Golkar agar menarik dukungan kepada Ahok. Menurut mereka, dukungan itu tidak sesuai dengan aspirasi arus bawah partai.
Namun Setya Novanto Ketum Partai Golkar menegaskan dukungan Golkar untuk pasangan Ahok-Djarot tetap utuh. Pernyataan yang disampaikan Senin (11/10/2016) malam, sekaligus membantah isu yang menyebutkan Golkar akan keluar dari koalisi pendukung Ahok.
Sikap Partai Golkar ini tidak berubah, menurut Ketum Golkar, kalau ada satu atau dua orang yang membelot sudah biasa, tetapi ada risiko bila bertentangan dengan kebijakan partai.
Menanggapi pembelotan dari beberapa kader Golkar, Djarot Saiful Hidayat Calon Wakil Gubernur mengatakan, dirinya tidak khawatir atas pembelotan itu. Menurutnya, yang terpenting adalah PDIP saat ini masih solid.
Sementara itu, Agus-Silvy serta Anis-Sandiaga calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta yang lain terus mengintensifkan pendekatan dengan warga di kampung-kampung.
Siti Zuhro peneliti dan pengamat politik LIPI mengatakan, pembelotan dukungan itu tidak boleh dianggap biasa. Pembelotan itu kemungkinan juga bisa terjadi di partai pendukung lainnya, seperti Nasdem, Hanura.
Bahkan, hal ini juga bisa terjadi di PDIP. Hanya saja, kata Siti, ini tidak dilakukan secara terbuka. Menurutnya, yang terlihat sibuk hanya elit partai saja, sedangkan arus bawah terlihat dingin. (jos/tit/ipg)