AKBP Shinto Silitonga Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, tersangka pembunuhan Gowinda pernah menjadi korban kekerasan orang tuanya.
“Dari obrolan dengan saya, dia mengaku pernah jadi korban kekerasan bapaknya saat kecil. Dia juga pernah dikurung karena berbuat kesalahan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Kamis (13/10/2016).
Shinto juga tak menyangka, AR (17) begitu tega membunuh pacarnya sendiri saat dalam keadaan emosi sesaat. Bahkan, saat korban sudah meninggal dia masih melakukan kekerasan terhadap jasad korban.
“Saya sampai memastikan, apakah sudah dalam keadaan meninggal saat dia menendang dan menginjak jasad korban. AR bilang iya, sudah tidak bernyawa masih disiksa,” katanya.
Menurut Shinto, untuk ukuran usia 17 tahun kekejaman ini sepertinya cukup mengejutkan. AR memang tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis. Bapak dan ibunya cerai. Dia anak pertama dari tiga bersaudara.
“Makanya kami periksakan ke Polda, hasilnya secara psikologis bagaimana,” katanya.
Shinto mengatakan, hasil pendalaman psikologis kepada tersangka rencananya keluar besok Jumat (14/10/2016). Sementara, terkait jerat hukum masih pasal 338 pembunuhan dan 365 pencurian dengan kekerasan.
“Untuk pasal 340 (pembunuhan berencana) tidak ada. Tersangka akan di tahan di Shelter khusus di Polrestabes,” katanya.
Sekadar diketahui, AR (17) tega menghabisi nyawa Ni Made Pabrawanti Gowinda Dewadatta (18), Kamis (6/10/2016) sekitae pukul 23.00 WIB. Jenazah korban baru ditemukan Minggu (9/10/2016) pukul 12.00 WIB di semak-semak tanah lapang kawasan Jl Kertajaya Regency.
Pembunuhan ini terbongkar setelah tersangka ditangkap lebih dulu pada Sabtu malam. Tersangka kemudian dikeler untuk menunjukkan jenazah korban. (bid/rst)