Minggu, 24 November 2024

Ratusan Ton Ikan Layur Lumajang Merambah Pasar Tiongkok dan Korea Selatan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Ikan Layur. Foto: Istimewa

Komoditi ikan layur hasil tangkapan nelayan Lumajang di laut selatan telah merambah ke pasar ekspor Tiongkok dan Korea Selatan.

Ir Syaiful Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (14/10/2016), mengatakan bahwa hasil tangkap ikan layur dari pantai selatan Lumajang yang diekspor ke dua negara Asia tersebut, diantaranya jenis sirip putih, hitam dan kuning.

“Pertahunnya, angka ekspor ikan layur hasil tangkap nelayan Lumajang mencapai 400 ton. Skema perdagangannya, nelayan menjual ikan layur hasil tangkapnya kepada pengepul yang selanjutnya mengekspor ke luar negeri. Ekspor ini untuk kebutuhan konsumsi di kedua negara tersebut, karena ikan layur digemari di sana,” katanya.

Nilai ekonomi komoditi ikan layur ini, di tingkat nelayan mencapai Rp. 6 ribu sampai Rp. 12 ribu perkilogramnya. Harga tersebut tergantung besar kecilnya ukuran ikan hasil tangkapan. Namun yang layak ekspor adalah, ikan layur yang berukuran panjang 12 centimeter dan lebarnya 5 centimeter.

“Ini untuk kebutuhan ekspor. Kalau yang ukurannya dibawah itu, tentu tidak layak dikirimkan ke luar negeri dan dijual untuk konsumsi domestik saja. Dan pengepul biasanya memberikan uang muka kepada nelayan untuk operasional tangkap mereka. Ketika menyetorkan hasil tangkapan, baru dihitung berapa penghasilannya,” ujarnya.

Dengan kemampuan ekspor yang mencapai 400 ton pertahunnya, maka nelayan Lumajang menghasilkan Rp. 4,8 miliar dari satu jenis potensi ikan laut ini. Itu belum termasuk potensi tangkap ikan jenis lainnya yang melimpah, seperti kerapu, kakap, tuna, kembung, slengseng dan lainnya.

Potensi ini, masih menurut Syaiful, masih terus dioptimalkan dengan melakukan perbaruan perahu berikut alat tangkapnya. Beberapa tahun lalu, nelayan di pesisir selatan Lumajang hanya memiliki kemampuan tangkap 500 kwintal saja sekali melaut. Namun saat ini bisa dioptimalkan hingga 2 ton, dengan peremajaan perahu dan jaring.

“Tahun ini kami memberikan bantuan 30 perahu berikut mesin tempelnya, serta 500 alat tangkap berupa jaring. Upaya ini untuk mengoptimalkan potensi kelautan kita yang sangat besar. Apalagi jumlah nelayan kita juga cukup besar, untuk di wilayah Tempursari saja mencapai 300 orang,” katanya.

Terkait musim tangkap ikan layur, ia mengungkapkan, setiap bulan nelayan rutin menghasilkan komoditi tersebut. Namun, untuk panen raya terjadi pada bulan November hingga Desember.

“Kalau sudah memasuki panen raya, sekali melaut nelayan bisa menghasilkan 2 ton. Namun di bulan-bulan biasa di luar musim panen raya, hasil tangkap ikan layur rata-rata bisa mencapai 1 ton,” ujarnya.

Sementara itu, Syaiful menambahkan, Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang juga memberikan stimulus lainnya dengan memberikan bantuan untuk membuka peluang pasar bagi komoditi ikan hasil tangkap nelayan.

“Kita nantinya mendorong agar nelayan bisa langsung berhubungan dengan buyer. Bukan lagi lewat pengepul, yang rata-rata harga jual komoditinya lebih rendah. Dengan begitu, penghasilan nelayan bisa lebih besar lagi,” ujarnya.

Upaya pembinaan dan pelatihan bagi nelayan, lanjutnya, juga diberikan dengan kerjasama UPT Dinas Perikanan Provinsi Jatim dan UPT Kementerian Kelautan dan Perikanan di Banyuwangi. “Salah-satunya pembinaan dan pelatihan bagi nelayan dengan bantuan Balai Keterampilan Penangkapan Ikan di Banyuwangi. Ini kita lakukan bertahap, agar kemampuan nelayan bertambah hingga potensi tangkapnya bisa semakin optimal,” kata Syaiful. (her/ipg)

Teks Foto :
– Ir Syaiful Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
30o
Kurs