Kementerian Perindustrian mempromosikan kain tenun nusantara melalui film animasi, sekaligus melakukan penguatan merek produk-produk tenun masing-masing daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Apalagi, saat ini banyak tumbuh industri berbasis teknologi digital atau multimedia seperti animasi yang banyak dikerjakan oleh anak muda,” kata Gati Wibawaningsih Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin lewat siaran pers yang dilansir Antara di Jakarta, Jumat (14/10/2016).
Menurutnya, upaya strategis ini dipilih karena teknologi multimedia mampu menyampaikan informasi dengan cepat, menarik, efektif dan efisien.
Gati menyampaikan, film animasi saat ini telah berkembang sesuai dengan kebutuhan penggunanya, tidak semata untuk hiburan, melainkan juga untuk kepentingan promosi pelaku usaha maupun penyampaian informasi di kalangan pemerintah dan swasta.
Ditjen IKM Kemenperin baru-baru ini menggunakan teknologi multimedia terutama animasi sebagai media promosi adalah dengan mengadakan “Kompetisi Ide Iklan Animasi Kain Tenun Nusantara” yang dilaksanakan pada Juni-Juli 2016 di Jakarta.
“Ketentuan lomba tersebut yaitu dengan menunjukkan kreativitas membuat iklan selama satu menit yang memberikan informasi tentang kain tenun nusantara,” kata Gati.
Gati menambahkan, lomba yang diminati banyak animator lokal tersebut telah melalui proses penjurian yang menghasilkan tiga pemenang.
“Ide iklan animasi yang mendapat Juara I dibuat oleh Joko Susilo dengan tema Baju Baru Dari Ibu, yang menceritakan tentang seorang anak di Kalimantan Barat yang sangat tertarik dan mencintai produk kain tenun Kalimantan yang dibuat oleh masyarakat setempat,” papar Gati.
Iklan film animasi kain tenun nusantara tersebut akan ditayangkan pada puncak acara Sail Selat Karimata pada 15 Oktober 2016 di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Kegiatan ini akan dihadiri oleh Joko Widodo Presiden dan para menteri Kabinet Kerja.
Selain itu iklan film animasi tersebut juga akan ditayangkan di beberapa stasiun televisi daerah sebagai bentuk iklan layanan masyarakat yang bersifat mengedukasi serta mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri dengan mulai menggunakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari.
Disamping itu, Gati menyampaikan, besarnya potensi nilai ekspor tenun ikat pada 2015 mencapai 2,6 juta dollar AS.
Sedangkan, jumlah sentra IKM tenun mencapai 368 sentra yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Gati, industri sandang merupakan salah satu derivat industri nasional yang perlu dibina secara komprehensif, terpadu fleksibel dan aplikatif.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui penggerakan SDM, pendidikan, desain, mutu, kemasan, penyebaran merek, pengembangan pasar, proses supply chain, perlindungan HKI, koordinasi antar instansi terkait, sumber informasi yang mudah diakses dan lain sebagainya.
Salah satu komponen industri sandang yang saat ini sedang gencar-gencarnya dipromosikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian adalah tenun tradisional atau yang juga dapat disebut tenun nusantara.(ant/iss/ipg)