Jumat, 22 November 2024

5 IKM Batik Jawa Timur Terapkan SNI

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
BSN terus dorong industri Batik terapkan SNI sebagai satu diantara menjaga mutu, keaslian serta kualitas Batik. Foto: Humas BSN

Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus dorong industri Batik di Indonesia terapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan di Jawa Timur terdapat 5 IKM yang sudah menerapkan SNI.

Yuniar Wahyudi Kepala Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Wilayah Jawa Timur, Jumat (6/12/2019) menyampaikan hal itu di Surabaya, sekaligus menambahkan pihaknya juga telah menggandeng pemangku kepentingan tersebut di Jawa Timur.

“Dari 5 IKM Batik di Jawa Timur yang dibina, 2 diantaranya merupakan sinergi dengan PT. Petrokimia Gresik dan telah sukses mendapatkan SPPT SNI berdasarkan SNI 8302:2016, Batik Tulis, Kain, ciri, syarat mutu, dan metode uji, yaitu UD Vatur Jaya dan UD Zulpah Batik Madura,” terang Yuniar.

SPPT SNI atau Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan setelah melalui serangkaian proses sertifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LsPro) yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Hingga akhir tahun 2018, tercatat ada 9.824 perajin atau Industri Kecil Menengah (IKM) Batik yang tersebar di berbagai daerah di wilayah Jawa Timur, dengan daya serap mencapai 29.571 tenaga kerja.

“Jumlah IKM terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data, tren peningkatan jumlah IKM Batik rata-rata 3% hingga 5% per tahun dengan daerah penyebaran terutama di daerah-daerah yang dikenal memiliki kekhasan motif batik antara lain Madura, Tuban, Tulungagung dan Banyuwangi,” tambah Yuniar.

Karena itu, KLT BSN di Surabaya siap mendukung para pelaku IKM di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produknya melalui penerapan SNI. Bagi BSN, nilai Batik harus dapat terus terjaga, dan kualitas Batik itu sendiri harus terjamin. “KLT BSN selalu terbuka untuk membina IKM yang memang ingin naik kelas,” tegas Yuniar.

Dengan perkembangan zaman, dimana pemahaman umum tentang Batik menjadi beragam, maka di setiap daerah pun, IKM Batik memiliki ragam motif yang bermacam-macam dan memiliki identitas masing-masing.

Pertimbangan ekonomi dan industrialisasi Batik tak pelak memunculkan teknologi proses baru yang sedikit melenceng dari konsep awal Batik, sehingga muncul produk-produk tiruan Batik.

“Berkaitan itu, BSN menyusun SNI 0239:2014 tentang pengertian dan istilah-istilah Batik, agar ada kesamaan persepsi masyarakat tentang Batik. Berdasarkan SNI 0239:2014, Batik dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu Batik tulis, Batik cap, dan Batik kombinasi. Kesemuanya memiliki ciri khas masing-masing,” tambah Yuniar.

Dalam SNI juga mempersyaratkan mutu Batik. Seperti dalam SNI 8302:2016, ciri-ciri Batik tulis diantaranya berbau Malam serta terdapat rembesan warna yang disebabkan tipisnya goresan Malam.

“Adanya rembesan warna dalam Batik tidak selamanya negatif. Justru itu merupakan ciri khas Batik tulis,” pungkas Yuniar. Berdasar SNI 8302:2016, lanjut Yuniar Batik tulis harus kuat dan tidak mudah sobek dan harus tahan luntur warna. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan SNI dapat menjamin keaslian dan kualitas Batik.(tok/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs