Masyarakat Jakarta mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Kelangkaan Premium ini juga terjadi di Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Akibat kelangkaan premium ini, masyarakat didorong beralih ke BBM jenis lain seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus yang harganya lebih tinggi.
Masyarakat pengguna Premium, selama ini membeli dengan harga Rp6.600/liter. Dengan tidak tersedianya Premium, masyarakat harus membeli Pertalite dengan harga Rp6.900, lebih mahal Rp300 dari Premium.
Kalau Premium dan Pertalite tidak juga tidak ada, suka tidak suka masyarakat harus menggunakan Pertamax 92, yang harganya Rp7.450/ liter.
Tidak tersedianya Premium di SPBU ada yang menilai ini merupakan akal-akalan pemerintah untuk menghapus subsidi BBM.
“Nasib Premium diperkirakan sama dengan minyak tanah yang dihapus pelan pelan. Persoalanya mengapa pemerintah tidak jujur, kalau akan menghapus BBM bersubsidi,” kata Firmanasah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pengamatan di lapangan, akibat tidak tersedia Premium di SPBU, masyarakat harus menggunakan BBM yang tidak bersubsidi.
Masyarakat yang seharusnya dapat menikmati harga BBM yang lebih murah terkait dengan menurunnya harga minyak dunia, ternyata masyarakat dipaksa untuk membeli BBM non subsidi yang harganya lebih mahal.
Di Jakarta ada SPBU yang hanya menjual Pertamax. Ketika dikonfirmasi, pimpinan SPBU menjawab SPBU punya otoritas menentukan jenis BBM yang akan dijual.
Kalau Pertalite terbukti kualitasnya lebih baik, apa salahnya kalau SPBU mengajak masyarakat beralih ke jenis BBM baru ini, selisih harganya pun cuma 300 perak,” kata Soehartono, pengelola SPBU di Jalan Palmerah, yang khusus menjual Pertamax dan Pertalite.
Sedang di SPBU yang lain beralasan Premium sedang kosong. Sudah satu bulan ini pengirimannya tidak lancar. Namun kedua pengelola SPBU ini keberatan suaranya direkam.
Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina melalui pesan singkat yang dikirim dari Yahukimo, Papua, Selasa, 18 oktober 2016, mengatakan belum ada niat menghapus Premium.
Mungkin ada SPBU yang membuat kebijakan sendiri tidak menjual Premium dan bagian pemasaran akan diminta mengecek.(jos/iss/ipg)